lensamandalika.com – Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) diberitakan tertangkap bersama dua orang lainnya oleh Tim Densus 88 di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tetapi Pemprov NTB membantah ada ASN yang terlibat jaringan terorisme tersebut.
“Tidak ada yang ASN. Tidak ada pegawai negeri sipil tidak ada insya Allah tidak ada,” ungkap Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri (Kesbangpol) Provinsi NTB, Ruslan Abdul Gani, Selasa (24/10/23).
Diberitakan sebelumnya, satu orang terduga teroris yang ditangkap berinisial R (40) warga Desa Rumak Kecamatan Kediri Lombok Barat dikabarkan sebagai aparatur sipil negara (ASN) yang bekerja di Rumah Sakit Provinsi Nusa Tenggara Barat.Hal itu diungkapkan oleh Kepala Desa Rumak Kecamatan Kediri Mukarram, Selasa (24/10/2023).
Namun Ruslan kembali membantah tudingan itu. Dia menyebut, sampai saat ini belum ada laporan terkait ASN di NTB yang terlibat aktivitas terorisme.
“Kami pastikan tidak ada ASN, tidak ada. Yakin saja tidak ada. Tapi kami akan dalami. Sampai hari ini belum ada laporan,” tambahnya.
Dia mengungkapkan bahwa ketiga orang yang ditangkap itu merupakan pendatang. Mereka bahkan orang dari luar NTB yang kemudian tinggal di sana.
“Ya R ini usianya sekitar 40 tahun. Dia PNS yang kesehariannya bekerja di Rumah Sakit Provinsi NTB,” lanjutnya.
Menurut Mukarram, R dan M adalah warga yang sangat aktif beribadah di kediamannya. Tetapi R dan M memang jarang ikut serta dalam kegiatan-kegiatan masyarakat sehari-hari. Bahkan kata Mukarram, semasa anak-anak, M sering datang ke rumah Mukarram. (red/Respa)