Lensamandalika.com – Kondisi jalan kabupaten yang ada di Lombok Tengah mendadak menjadi perhatian publik. Hal tersebut setelah seorang pemuda Desa Sengkol bernama Muhammad Zulianda Bandi melakukan protes kepada Bupati Lombok Tengah saat berlangsungnya safari ramadhan di Kecamatan Pujut, Jumat (15/3/2024) malam.
Muhammad Zulianda Bandi secara tiba-tiba membentangkan sebuah poster bertuliskan ‘Perbaiki Jalan Kami’ tepat ketika Bupati Lombok Tengah, H Lalu Pathul Bahri tengah berpidato pada acara safari ramadhan itu.
Pemuda asal Dusun Loang Landak, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah itu nekat menerobos barisan duduk para hadirin, lantas membentangkan posternya itu.
“Perbaiki Jalan Kami, Sengkol-Pengembur, Kami Juga Lombok Tengah,” bunyi tulisan di poster itu.
Mengutip Lintas Mandalika, Senin (18/3/2024) Muhammad Zulianda Bandi mengatakan dirinya melakukan aksi itu secara spontan dan tidak pernah direncanakan.
“Kami tidak ada rencana untuk membuat aksi ini.” katanya menegaskan.
Dia mengatakan, pihaknya bisa tidak melakukan aksi seperti itu jika pemerintah kabupaten Lombok Tengah tanggap untuk memberikan perbaikan jalan di desanya.
Satu tahun lalu, tepatnya 6 Maret 2023, Lensa Mandalika pernah membuat liputan khusus mengenai kondisi jalan kabupaten ini. Kondisinya saat itu memang sangat menyedihkan.
Jalan yang masih berbentuk jalan tanah itu dalam keadaan becek, genangan dimana-mana dan terdapat bekas kubangan yang cukup dalam akibat banyaknya kendaraan besar yang melaluinya. Beberapa pengendara sepeda motor bahkan tPanjerjebak di tengah jalan itu.
Berikut Lensa Mandalika rangkum fakta-fakta mengenai jalan kabupaten penghubung Desa Sengkol-Desa Pengembur yang disuarakan oleh Muhammad Zulianda Bandi.
Panjang Jalan Kabupaten Penghubung Desa Sengkol-Pengembur
Jalan tersebut menghubungkan beberapa dusun di Desa Sengkol diantaranya Dusun Piang, Dusun Sekong, Dusun Loang Landak, Dusun Sereneng menuju Dusun Saung hingga perbatasan dengan Desa Pengembur.
Adapun panjang jalan tersebut adalah 4900 meter dengan kondisi saat ini berlumpur lantaran intensitas hujan lebat yang kerap mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari belakangan ini. Meski kondisi jalan yang sangat tidak layak, warga setempat mau tidak mau harus mengandalkan jalan tersebut setiap hari.
Jalan Desa yang ditingkatkan Statusnya menjadi Jalan Kabupaten
Mengenai status jalan tersebut, media ini sempat mengonfirmasi Kepala Desa Sengkol, Satria Wijaya Sarap dan mendapatkan jawaban bahwa jalan tersebut awalnya adalah jalan desa namun ditingkatkan statusnya menjadi jalan kabupaten pada tahun 2017 yang lalu.
Dikatakannya, Pemerintah Desa Sengkol tidak ada kewenangan untuk membangun jalan tersebut mengingat statusnya yang merupakan jalan kabupaten.
“Kalau itu jalan desa, sudah kami kebut pembangunannya,” tegasnya waktu itu.
Menjadi Akses Kendaraan Besar menuju Penambangan Batu Bangunan
Ketika membuat liputan mengenai jalan ini, Lensa Mandalika menemukan beberapa Dum Truck memasuki jalan itu. Satria Wijaya menjelaskan bahwa terdapat aktivitas penambangan batu sebagai bahan bangunan oleh warga setempat.
Meski aktivitas Dum Truck membuat jalan semakin berlumpur, dirinya mengaku tidak bisa melarang, mengingat penambangan batu adalah salah satu penunjang ekonomi warga sekitar. Namun begitu, para pemilik usaha tersebut Kata Satria Wijaya, siap membantu dengan material batu untuk membangun jalan.
Terdapat Sekolah Dasar yang Guru-gurunya berasal dari Luar Desa Sengkol
Melewati jalan tersebut, terdapat sebuah sekolah dasar yakni Sekolah Dasar Negeri Sereneng. Para guru yang juga berasal dari luar Desa Sengkol itu melewati jalan tersebut setiap hari. Saat itu, Lensa Mandalika menemukan para siswa berangkat dan pulang sekolah dengan bertelanjang kaki untuk lebih memudahkan mereka melewati jalan tersebut pada musim hujan.
Amaq Bagas, warga setempat mengungkpakan, jalan tersebut tidak kenal waktu dilewati oleh Kepala Desa Sengkol. Namun status jalan yang bukan jalan desa membuat warga termasuk Kepala Desa harus terus memupuk kesabaran menanti kejelasan perbaikan.
Jalan Tidak Pernah di Perbaiki sejak Indonesia Merdeka
Diungkapkan Amaq Bagas, kondisi jalan dari tahun ke tahun tidak pernah ada perubahan. Ketika musim kemarau berdebu, dan musim hujan becek, tergenang, dan banyak kubangan.
Jalan tersebut kata Amaq Bagas belum pernah diperbaiki bahkan semenjak Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945.
“Jalan ini belum pernah diperbaiki sejak Bapak Soekarno jadi Presiden, sekarang Pak Jokowi sudah jadi Presiden Indonesia ke-7, jalan ini masih begini-begini saja,” kelakarnya.
Tahun 2023 lalu, Pemkab Lombok Tengah kata Amaq Bagas sempat melakukan pengerjaan jalan dari Dusun Piang menuju Dusun Gentang sepanjang 700 meter. Dirinya berharap tahun ini adalah lagi pengerjaan lanjutan karena khusus jalan di tempatnya memang tidak pernah tersentuh perbaikan sama sekali.
Dirinya berharap pemerintah bisa memprioritaskan pembangunan jalan ini agar memudahkan konektifitas warga. Menurutnya, dengan diperbaikinya jalan ini oleh Pemkab Lombok Tengah nantinya, maka hal tersebut akan sangat mengobati kerinduan warga yang telah lama mendambakan akses jalan yang memadai. (red/lm)