Internasional – Perdana Menteri Narendra Modi meminta maaf kepada rakyat miskin India akibat kekacauan yang ditimbulkan oleh lockdown. Langkah pemerintah untuk mencegah corona itu dianggap memicu kesengsaraan rakyat miskin.

Lockdown di India yang berlangsung selama tiga minggu dianggap minim persiapan. Akibat lockdown, banyak rakyat miskin di kota-kota besar India tidak bisa bekerja, berdampak pada kelaparan.

Akhirnya ribuan dari mereka memutuskan pulang kampung, berdesakan di terminal dan stasiun, malah semakin berisiko menularkan corona. Kekacauan timbul karena alat transportasi tidak beroperasi. Akhirnya warga mulai berjalan kaki ratusan kilometer ke kampung halaman mereka.

Baca juga:  Sempat Sembuh, Pasien di China Kembali Terinfeksi Corona

Pada Minggu (29/3), Modi meminta maaf kepada rakyat India atas kesulitan yang ditimbulkannya. Dia menyadari bahwa tindakannya membuat namanya buruk di mata masyarakat.

Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto: AFP/Prakash SINGH

“Pertama saya ingin meminta maaf kepada seluruh rakyat. Warga miskin pasti berpikir perdana menteri seperti apa ini, yang membuat kami dalam masalah besar,” kata Modi.

Menurut lembaga think-tank Brookings, dari 1,3 miliar populasi India, 73 juta di antaranya adalah rakyat miskin. Kebanyakan mereka mengecam keputusan Modi yang membuat mereka kian sengsara.

https://www.facebook.com/108420987408730/posts/130464221871073/

Tanda pagar #ModiMadeDisaster trending di Twitter India pada Minggu. Kematian akibat mudik juga terjadi. Pada Sabtu, empat warga tewas tertabrak truk ketika mereka jalan kaki di negara bagian Maharashtra. Seorang pria pada Sabtu meninggal dunia karena kelelahan berjalan kaki 200 kilometer untuk mudik.

Modi menegaskan bahwa langkah lockdown diperlukan untuk mencegah penyebaran virus corona yang saat ini sudah menjangkiti 1.024 orang dan menewaskan 27 orang di India.

“Langkah yang diambil sejauh ini, akan memberikan India kemenangan melawan corona,” kata Modi.

Pemerintahnya telah mengumumkan stimulus ekonomi USD 22,6 miliar sebagai bantuan langsung tunai atau sembako bagi warga miskin India.

Baca juga:  Amerika Serikat Kewalahan, Kasus Positif Corona Tertinggi Sedunia

Namun menurut para ahli ekonomi, termasuk peraih Nobel Ekonomi 2019, Abhijit Banerjee dan Esther Duflo, itu tidak cukup. Menurut mereka, pemerintah harus menambah jumlah bantuan.

“Tanpa itu, bola salju krisis akan berubah menjadi longsor ekonomi, dan rakyat tidak punya pilihan selain membangkang,” kata mereka dalam tulisan opini di koran Indian Express. (red/lensamandalika.com)

Sumber: Kumparan