Lensamandalika.com – Pasca panen diujung musim hujan, para petani di wilayah sawah tadah hujan memulai fase bercocok tanam yang kedua diawal musim kemarau. Di Pulau Lombok, Tembakau menjadi komoditi andalan yang tidak membutuhkan banyak pengairan, termasuk beberapa diantaranya ada juga yang menanam semangka, melon dan sayur sayuran lainnya.

Merujuk pada tahun-tahun sebelumnya, bulan April adalah ujung musim penghujan dan memasuki bulan Mei, tanaman tembakau sudah sangat menyesuaikan dengan musim kemarau dengan curah hujan yang sangat minim.

Di Pulau Lombok sudah ramai para petani menanam tembakau yang saat ini sudah siap di beri pupuk sehingga bisa memberi harapan baru bagi petani ditengah pandemi. Namun siapa sangka, tak dinyana hujan lebat mengguyur pulau Lombok selama seminggu terakhir.

Senyum manis yang awalnya merekah oleh asa para petani berubah kecut berbungkus kecemasan. hal ini terlihat dari ramainya curhatan para petani di akun media sosial masing-masing yang seolah pasrah dengan bayang-bayang gagalnya tembakau yang tidak bisa hidup ditengah sawah berair.

Salah satu akun Facebook bernama Beneq Kawo dalam video pendeknya disawah yang dibanjiri air hujan menyampaikan keluh kesahnya :

“Assalamualaikum Waroh Matullahiwabarokatuh, Bapak-bapak ibu-ibu saudara-saudara rahimakumullah. Aneh iye ruen ien aneh, pengelimasan pun terjadi sik ujan sak baruk. an malik marak baruk kebelern jek salak jarern wah terus. Juwuung Juwung Juwung..,” keluhnya berbahasa sasak dengan logat khas Desa Kawo yang kental dengan arti kurang lebih: “Beginilah kondisi (tanaman kami, red), pengurasan air pun harus dilakukan oleh hujan tadi, jika berlanjut maka hancur sudah (tanaman kami, red).

Dalam video yang diposting pada laman facebook (27/5) kemarin, tampak Ia tengah memasang selang yang tersambung ke mesin pompa air di areal sawah yang ditanami semangka untuk mengurangi debit air hujan agar tidak merendam tanaman semangka miliknya.

Tidak hanya petani tembakau, tanaman para petani semangka di beberapa wilayah juga terlihat tenggelam oleh air hujan yang tak kunjung reda. Dengan kondisi seperti ini, hampir bisa dipastikan semua bibit yang baru ditanam ataupun yang sudah berumur satu dua bulan tidak akan mampu bertahan.

Maka jelas, kerugian yang ditimbulkan oleh biaya persiapan tanam, bibit dan ongkos buruh akan berujung sia sia.

Diujung videonya Beneq Kawo menutup dengan bijak “et pade bareng-bareng bedoé, embik jage tutak tejap isik Neneq, Neneq iye ejapth, ndekn ite ejap Neneq” (Mari kita sama sama berdoa, kita serahkan pada Tuhan, Tuhan yang mengatur kita, bukan kita yang mengatur Tuhan,” tandasnya.

Curhatan lainnya di laman facebook datang dari petani Tembakau yang mengatakan bahwa derasnya hujan hari ini (28/5) membuat tangisnya seakan membuncah lantaran memikirkan tanaman tembakaunya yang sudah pasti tergenang dan bisa berujung pada busuknya akar dan berlanjut pada matinya tanaman.

Berdasarkan ramalan cuaca dari BMKG ZAM Lombok, memperkirakan bahwa pada tanggal 28 hingga 30 Mei diperkirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Kota Mataram, Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, Sumbawa dan Bima pada siang hingga malam hari.

Kaitannya dengan hal tersebut, BMKG ZAM Lombok melalui akun instagram resminya @infocuacaNTB mengeluarkan peringatan dini untuk mewaspadai hujan sedang hingga lebat dan gelombang tinggi yang mencapai lebih dari 2 meter di selat LOmbok Bagian Utara dan Selatan, selat alas bagian utara dan selatan, perairan utara Sumbawa, samudera Hindia selatan NTB dan selat sape bagian utara dan selatan(red/LM)