Lombok Tengah – Program Zero Waste yang di gagas oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat dinilai Pemuda Dusun Pengengat Kecamatan Pujut sebagai program gagal. Menurut mereka, Program Gubernur tersebut masih sebatas bahasa di atas kertas saja.
Menyikapi permasalahan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA) yang berlokasi di Batu Putiq Desa Pengengat, Karang Taruna Tetap Ingat sebagai wadah pemuda Desa Pengengat akan mengadakan musyawarah dengan mengundang Dinas Lingkungan Hidup dan Anggota DPRD Lombok Tengah daerah pemilihan (dapil) Kecamatan Pujut-Praya Timur.
Rencananya, musyawarah tersebut akan dilaksanakan pada Selasa, 3 Maret 2020 Pukul 08.00 WITA bertempat di gedung TPA Desa Pengengat.
Merebaknya kasus DBD belakangan ini menjadi pemicu diadakannya musyawarah ini, ungkap Ketua Karang Taruna Pengengat, Solang Prismayadi.
“Beberapa waktu lalu, Pengengat seperti Kota Wuhan di China. Satu persatu tumbang kena wadah DBD”, terang solang.
Baca juga: Sempat Transit di Bali, Penumpang Malindo Air Asal Australia Positif Corona
Keberadaan TPA di Desa Pengengat menurut solang semakin hari semakin menghawatirkan, baik dari bau busuk yang ditimbulkan, anjing liar yang semakin banyak berkeliaran, sebaran sampah yang dibawa angin, hingga pencemaran aliran sungai di musim hujan.
“Tidak ada upaya maksimal dari dinas terkait mengenai permasalahan ini”, imbuhnya.
“Keberadaan TPA Batu Putik juga tidak sesuai dengan sosialisasi awal sebagai Tempat Pemrosesan AKhir untuk di daur ulang, ataupun diproses lebih lanjut”, lanjutnya.
Beberapa hari sebelumnya, salah seorang tokoh pemuda Desa Pengengat, Rata Wijaya menuliskan sebuah surat terbuka di laman facebooknya.
Menurutnya, Status TPA Pengengat sebelumnya adalah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) bukan Tempat Pembuangan Akhir.
“Saya ingat betul, dulu Almarhum mantan Kepala Desa Pengengat periode 2007 – 2013 menjelaskan panjang lebar bahwa yang akan dibangun adalah TPS bukan TPA”, Ungkapnya.
Lebih lanjut, pria yang akrab disapa rate itu mengharapkan agar Pemerintah melalui Dinas yang berkepentingan agar sampah ini diurus dengan benar, sehingga tidak mengorbankan warga sekitar.
“Penyakit sudah mulai aneh-aneh juga, belum lagi akhir-akhir ini DBD menyerbu wilayah pengengat, mungkin ada hubungan, mungkin juga tidak ada. Tetapi lambat laun, yg namanya sampah adalah sumber penyakit. Kami khawait penyakit yang muncul lebih aneh lagi, tandasnya.
Di konfirmasi ulang melalui telepon, rate kembali menegaskan perihal acara yang akan dilaksanakan besok pagi.
“Besok pagi sudah fix kita akan adakan pertemuan dengan dinas terkait dan dewan dapil 3 untuk mencari jalan keluar, sudah kita surati semua, lokasinya di TPA langsung”, tegasnya. (_dwr)