Lensamandalika.com – Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kerugian tahun ini. Buruknya kinerja keuangan ini akibat bisnis mereka terdampak wabah virus corona.

Kerugian yang dialami mulai dari penjualan yang turun hingga rugi kurs akibat terus tertekannya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Siapa saja BUMN yang merugi di masa pandemi?

AP I Rugi Rp 1,16 Triliun

PT Angkasa Pura I (Persero) mencatat laporan keuangan negatif sepanjang semester I 2020. Angkasa Pura I rugi Rp 1,16 triliun. Sementara pada semester I 2019, BUMN pengelola 15 bandara tersebut mencatatkan laba bersih Rp 719,27 miliar.

Pendapatan usaha, baik aeronautika dan non-aeronautika, turun yakni dari Rp 3,98 triliun di semester I 2019 menjadi Rp 2,21 triliun di semester I 2020. Mengutip laporan keuangan Angkasa Pura I yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Minggu (9/8), beban usaha juga menurun 3,2 persen menjadi Rp 2,73 triliun.

AP II Rugi Rp 838 Miliar

Sama seperti rekannya, kinerja keuangan PT Angkasa Pura II (Persero) juga sangat terdampak pandemi virus corona. Pandemi membuat orang berpergian menggunakan pesawat udara dan lalu lintas pesat berkurang. Akibatnya pendapatan Perseroan dari sektor Aeronautika turun drastis.

Mengutip laporan keuangan Angkasa Pura II dari keterbukaan Bursa Efek Indonesia, BUMN pengelola 19 bandara ini rugi Rp 838,26 miliar sepanjang semester I 2020. Angka ini melonjak tajam dari periode yang sama di 2019, yakni masih mencetak laba bersih Rp 363,17 miliar.

Garuda Indonesia Rugi Rp 10,40 Triliun

Maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengalami kerugian pada semester I 2020 sebesar USD 712,73 juta atau setara Rp 10,40 triliun (kurs USD 1 = Rp 14.600). Sementara pada semester yang sama di 2019, Garuda Indonesia tercatat masih untung USD 24,11 juta.

Merahnya kinerja laba bersih sejalan dengan anjloknya pendapatan usaha untuk penerbangan berjadwal, tak berjadwal dan lainnya, yakni dari USD 2,19 miliar pada semester I 2019 menjadi USD 917,28 juta pada semester I 2020.

Pertamina Rugi Rp 11,28 Triliun

PT Pertamina (Persero) mencatatkan kerugian senilai USD 767 juta pada tahun berjalan semester I 2020 yang diatribusikan ke pemilik entitas.

Kerugian enam bulan ini setara Rp 11,28 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.700 per dolar Amerika Serikat. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, perusahaan masih meraup untung USD 659,9 juta.

Dalam laporan terbaru Pertamina, Senin (24/8), kerugian di semester I 2020 terjadi karena total penjualan dan pendapatan usaha lainnya anjlok 24,7 persen dari USD 25,54 miliar menjadi USD 20,48 miliar.

Pendapatan perusahaan makin berkurang karena tahun ini pemerintah mengurangi setoran penggantian biaya subsidi ke Pertamina dari sebelumnya USD 2,5 miliar menjadi hanya USD 1,73 miliar. Pertamina juga mengalami kerugian kurs USD 211,83 juta jika dibandingkan selisih kurs tahun lalu yang untung USD 64,59 juta. (red/LM)