Lensamandalika.com – Sebanyak lima siswa SMPN 1 Suela Kabupaten Lombok Timur terpaksa dikeluarkan untuk pindah ke sekolah lain setelah beredarnya video Tik-Tok menginjak-injak rapor mereka. Kelima siswa tersebut diduga dipecat dari SMPN 1 Suela karena dinilai aturan sekolah.
Menurut salah satu orang tua siswa Raehan mengaku kesal dengan kebijakan pihak sekolah, tanpa terlebih dahulu memberikan peringatan kepada anak, tapi langsung diberhentikan dari sekolah. Ia mengaku kaget saat mendengar anaknya dikeluarkan hanya gara – gara bermain Tik –Tok menginjak – injak rapor. Raehan sendiri baru mengetahui kalau anaknya dikeluarkan dari sekolah setelah mendapat surat panggilan dari pihak sekolah pada Senin (21/12).
Datangnya surat itu sempat membuat Raehan bingung karena pembagian rapor siswa sudah berlangsung pada Jumat (19/12). Saat memenuhi panggilan tersebut, Raehan malah dijelaskan soal kesalahan anaknya.
“Kami dikumpulkan dan dijelaskan bahwa anak kami membuat Tik-Tok yang menginjak- injak rapor sekolah. Karena perbuatan itulah mereka dikeluarkan. Anak-anak teriak histeris tidak menyangka kalau harus dikeluarkan dari sekolah,” tutur Raehan.
Sementara itu, salah seorang guru di SMPN 1 Suela Ahyar menyampaikan, bahwa video yang berdurasi 14 detik dan diposting Sabtu 19 Desember lalu itu merupakan perilaku yang tidak wajar. Karena itulah, terhadap video nyeleneh tersebut, pihak sekolah sudah melakukan rapat kilat besama wali siswa dan hasil rapat tersebut memutuskan lima siswa tersebut dikeluarkan dari SMPN 1 Suela.
“Sebelum memanggil orang tua siswa, kami sudah melakukan rapat dengan wali kelas bahwa perilaku lima anak ini telah mencemarkan nama baik sekolah itu poinya 90 dan sanksinya adalah dipindahkan ke sekolah lain,” jelasnya.
Ia mengakui pihak sekolah sendiri memang belum pernah mensosialisasikan tata tertib sekolah secara langsung, melainkan hanya memberikan penekanan melalui media sosial, seperti WhatsApp.
“Untuk aturan itu kita sudah melakukan sosialisasi di media sosial melalui grup Whatsapp agar berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Meski sudah membuat vidio, pihak sekolah masih memberikan kesempatan untuk mencari sekolah baru sampai Senin 4 Januari 2021 mendatang. Jika belum mendapatkan sekolah baru, maka akan ada rapat selanjutnya,” bebernya.
Sementara itu, Kepala SMPN 1 Suela Kasri membantah kalau dirinya memecat lima siswa tersebut, melainkan hanya meminta mereka mencari sekolah lain. Karena tindakan lima siswa tersebut dinilai telah melanggar aturan sekolah. Keputusan itu diambil berdasarkan rapat dewan guru, bahwa mereka harus mencari sekolah lain.
“Perbuatan yang dilakukan para siswa tersebut telah melewati skor pelanggaran 75 poin. Itu adalah aturan sekolah, bukan aturan saya pribadi,” jelasnya.
Terpisah, Sekretaris Dinas Dikbud Lotim, As’ad mengaku prihatin dengan kejadian ini, bahkan sampai viral di medsos.
“Kami sangat prihatin dengan kejadian ini. Insyaallah kami segera bahas hal ini dengan SMPN 1 Suela,” ujarnya.
Terpisah Kepala Asisten Pemeriksa Ombudsman NTB Arya Wiguna mengaku pihaknya bersama tim akan langsung ke Lotim, Rabu (23/12) untuk mendengarkan langsung seperti dan bagimana persoalan yang sebenarnya, baik dari pihak sekolah maupun orang tua siswa.
“Besok kami melakukan pemeriksaan ke lapangan. Lebih jelasnya nanti setelah kami melakukan pemeriksaan baru bisa menyampaikan apa hasilnya,” tutupnya. (Red/Lm)