Lensamandalika.com – Media sosial facebook dan twitter belakangan ini sedang ramai membahas sejumlah pengguna Facebook yang secara otomatis mengikuti atau like sebuah fanpage bernama “Jerusalem Prayer Team” yang memberi dukungan untuk orang Yahudi di Yerusalem. Padahal, para pengguna Facebook tersebut mengaku tidak pernah memberi like maupun membuka grup tersebut.
Dalam deskripsi halaman Jerusalem Prayer Team, mereka punya misi membangun Friends of Zion untuk menjaga, membela, melindungi orang-orang Yahudi dan berdoa untuk perdamaian Yerusalem.
Halaman tersebut telah mendapatkan 76,2 juta likeFanpage yang dibuat pada 14 Januari 2010 itu juga digunakan untuk mempromosikan video propaganda untuk membenarkan konflik saat ini dan pengusiran terhadap orang-orang Palestina.
Permasalahan muncul ketika banyak pengguna Facebook yang tidak sadar telah memberikan like pada halaman Jerusalem Prayer Team, padahal mereka tak pernah diminta izin, membuka, dan bahkan mengetahui grup tersebut.
Hal tersebut lantas menimbulkan tuduhan bahwa Facebook telah mengizinkan pengguna secara otomatis bergabung, tanpa persetujuan.
Founder Sedja Indonesia Web Development and IT Consultant, Mustamar Natsir mengatakan bahwa sangat memungkinkan untuk membuat pengguna facebook memberikan like otomatis meskipun pengguna tersebut tidak melakukannya secara langsung.
“Seseorang bisa saja menaruh sebuah link di Facebook yang jika pengguna mengklik maka langsung menambahkan like pada sebuah halaman. Pengguna Facebook tidak menyadari hal itu, tapi penambahan like tetap terhitung,” katanya kepada Lensa Mandalika, Senin (17/5).
Ia menduga facebook menerapkan algoritma khusus yang membuat penggunanya secara otomatis terdaftar sebagai likers di FP Yahudi yang diduga dibuat oleh Facebook sendiri.
“Pasti ada algoritma lain dari facebook yang membuat user otomatis ngelike fanpage tersebut tanpa konfirmasi,” imbuhnya.
Secara teknis, lanjutnya, penempatan algoritma yang memungkinkan pengguna memberikan like otomatis bisa dilakukan facebook mengingat data setiap user dikuasi oleh facebook pada server mereka.
“Secara teknis bisa. Apalagi, data semua user termasuk data kita, dikelola dan dikuasai oleh facebook,” terangnya.
Dijelaskannya, pada poin-poin peraturan ketika pertama kali mendaftar sebagai pengguna facebook, setiap pengguna telah mengizinkan data-data mereka untuk dikuasi oleh facebook.
“Data-data tersebut tersimpan di basis data Facebook dan bisa mereka kelola sesuai kepentingan mereka,” pungkasnya.
Banyaknya pengguna facebook yang merasa dirugikan dengan like otomatis itu akhirnya membuat warganet ramai-ramai memboikot fanspage tersebut dengan report dan Unfollow.
Berdasarkan pesan berantai yang yang sampai di redaksi Lensa Mandalika, Fanpage tersebut akhirnya dihapus oleh pihak facebook karena banyaknya laporan pengguna yang merasa dirugikan dengan like otomatis itu.
“Halaman basis konten palsu & ilegal dari yahudi telah dihapus. Selamat untuk semua pemirsa. Halaman “Jerusalem Prayer Team” dari Yahudi telah berhasil dinonaktifkan / dihapus dari facebook,” bunyi pesan berantai tersebut.
Pesan berantai tersebut disebarkan dalam Bahasa Inggris yang lengkapnya adalah sebagai berikut:
This Fake & illegal content base page of yahodi has been removed.
Congratulation to all viewers. “This Jerusalem prayer Team” of Yahodi page has been disabled/removed successfully from facebook.
You can verify from this link: https://www.facebook.com/jerusalemprayerteam/
It is our unite efforts. Keep unity against any injustice.
Facebook had created this page “jerusalem prayer team” & given over 76million likes automatically to support Israel without content of individual.
Membuktikan pesan berantai itu, Lensa Mandalika mencoba melakukan penelusuran kembali terkait keberadaan fanpage Jerusalem Prayer Team di Facebook dan didapatkan bahwa memang benar fanpage tersebut telah terhapus beserta seluruh konten yang pernah dimuat. (red/dwr)