Lensamandalika- Masjid bukan hanya menjadi sarana peribadatan semata, melainkan juga masjid telah bertransformasi sebagai pusat kegiatan berbasis sosial kemasyarakatan maupun agenda-agenda pendidikan.

Resah dengan kualitas dan budaya literasi, kelompok pemuda yang tergabung dalam Organisasi Remaja Masjid Berembeng Barat mengadakan program Pojok Baca sebagai upaya untuk meningkatkan literasi dan budaya baca terutama anak-anak muda.

Pojok Baca yang diinisiasi oleh Remaja Masjid Berembeng Barat ini diantaranya berupa pameran buku yang bisa diakses oleh khalayak umum.

Bertempat di pelataran masjid, bermodalkan tikar, papan tulis dan penerangan, agenda Pojok Baca yang diinisiasi oleh Remaja Masjid tersebut sukses menyita perhatian anak-anak dan kalangan masyarakat secara umum.

Anak-anaak terlihat antusias mengikuti agenda pojok baca yang banyak menyedikan pilihan buku, begitu juga kalangan masyarakat sperti orang tua yang tidak kalah semangat.

Seperti mengutip dari Jurnal Cakrawala Pendidikan (UNY) Data terbaru januari 2020, UNESCO menyebutkan bahwa Indonesia berada pada urutan kedua dari bawah untuk urusan literasi dunia, artinya minat baca masyarakat sangat rendah.

Menurut data UNESCO tersebut, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca.

Berawal dari sanalah semangat para Anggota Remaja Masjid mengadakan Pojok Baca guna menumbuhkan rasa cinta dan gemar membaca.

Ketika di wawancarai oleh Tim Lensa Mandalika, Ifan Hariadi salah satu anggota Remaja Masjid Berembeng Barat menyebutkan bahwa Pojok Baca ini merupakan agenda dari Divisi Pendidikan Remaja Masjid, kedepannya agenda seperti ini akan rutin kita jalankan guna mendorong budaya literasi.

Ifan juga menambahkan “Membaca bukan hanya sekedar kebutuhan melainkan juga sebagai kewajiban sebab jika kita runutkan ke sejarah Islam, wahyu yang pertama kali diturunkan adalah “Iqra” yang artinya “bacalah” atas dasar itulah membaca berarti sama dengan menyelami, membuka cakrawala dunia” pungkasnya. (Red/Letter A)