LensaMandalika- Komunitas Seni dan Budaya yang tergabung dalam Yayasan Pasir Putih bersama Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengadakan Grand Launching Pameran Kebudayaan Hikayat Pengarsipan di Aula Masjid Besar Pemenang pada Rabu, (17/11/2021).
Pameran Hikayat Pengarsipan merupakan presentasi awal dari kegiatan Baledata sebuah platform yang di inisiasi oleh Yayasan Pasir Putih sejak tahun 2010 dalam rangka pendokumentasian dan pengarsipan arsip dan khazanah kebudayaan di Kabupaten Lombok Utara.
Muhammad Sibawaihi selaku Direktur Program pada Yayasan Pasir Putih kepada Tim Lensa Mandalika menyampaikan bahwa Pameran Hikayat Pengarsipan bertujuan untuk membuka akses masyarakat terutama publik untuk mengetahui potensi kebudayaan di Lombok Utara serta pentingnya kesadaran terhadap pentingnya arsip.
“Kegiatan ini bertujuan untuk membuka akses masyarakat terhadap arsip dan khazanah kebudayaan di Lombok Utara, sekaligus menjadi ruang edukasi bagi publik yang belum mengetahui potensi kebudayaan di Lombok Utara, serta untuk menggugah kesadaran terhadap pentingnya arsip” Jelas Siba panggilan akrab Pria berkacamata yang juga penanggung Jawab Project Bale Data.
Pameran Hikayat Pengarsipan sejak launching pada 17 November lalu mampu menarik antusias dari berbagai kalangan Masyrakata karena Yayasan Pasir Putih mampu mengumpulkan moda pengarsipan dari zaman ke zaman, mulai dari Lontar, keris, catatan dari abad 18, dan berbagai peninggalan peradaban tua Lombok Utara. Di saat yang sama melalui program baledata ini Pasirputih mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan para kolektor benda-benda bersejarah di Lombok Utara.
Pameran yang berlangsung sampai tanggal 30 November tersebut juga menampilkan berbagai model arsip yang memanjakan pengunjung mulai dari lontar, video, film, audio, sketsa dan lainnya.
Selain itu Pasirputih juga menyediakan ruang bagi para seniman untuk merespon tradisi pengarsipan warga. Para seniman ini mengeksplorasi arsip dan sejarah lewat medium lukisan, sketsa, komik, foto dan batik.
“Kedepannya Untuk mendukung agenda Bale Data dan agenda kebudayaan lainnya Pasirputih berharap bisa memiliki infrastruktur pengarsipan yang lebih matang, dan juga memiliki platform online” tukas siba.
Siba juga menyampaikan harapan bahwa dalam menjaga kesinambungan kegiatan berbasis kebudayaan harus dengan kerjasama semua pihak sehingga khazanah kekayaan masa lalu tetap bisa di nikmati hingga kedepannya.
“Harapannya Pasirputih bisa bekerjasama dengan semua pihak yang ingin menyimpan arsipnya di Baledata. Kami juga berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara memberikan ruang terhadap kerja pengarsipan kebudayaan Lombok Utara ini. Sebab, untuk Pembangunan Lombok Utara yang baik, harusnya berawal dari bacaan terhadap arsip masa lalu” Tutupnya. (Red/Letter A)