Juliadi, S.TP (Ketua Umum KAMMI Sumbawa)
LensaMandalika– KAMMI Daerah Sumbawa meminta DPRD Kabupaten Sumbawa untuk serius tangani Harga Gabah yang Anjlok. Jangan cekik petani dengan harga yang rendah.
Berdasarkan PERMENDAG No. 24 tentang Penetapan Harga Pembelian Pemerintah untuk Gabah dan Beras tahun 2020, pada pasal 3 yang berbunyi
GKP ditingkat petani dengan KA (Kadar Air) maks 25% dan kadar hampa/kotoran paling
tinggi 10% sebesar 4.200/kg di petani atau 4.200/kg di penggilingan.
Harga pembelian GKG
pembelian Bulog dengan KA 14% dan kadar hampa/kotoran paling tinggi 3% sebesar
5.250/kg dipenggilingan atau 5.300/kg di gudam perum Bulog. Harga pembelian beras
medium dengan KA 14%, butir patah paling tinggi 20%, kadar menir paling tinggi 2% dan derajat sosoh paling sedikit 95% sebesar 8.300/kg di gudang perum Bulog.
Namun realita di lapangan, harga gabah menurun drastis sampai dengan 3.300/Kg di petani, dan bulog daerah pun tidak berani menyerap beras yang ada di daerah. “
Realita yang di hadapi petani menjelang panen raya, seharusnya pemerintah bisa peka dengan keadaan ini” Ucap Juliadi, selaku ketua Umum KAMMI daerah Sumbawa.
Dilanjutkan oleh Kordinator Lapangan aksi, Laode menegaskan kepada pemerintah untuk serius menanggapi persoalan ini.
“Harga gabah turun drastis di daerah Sumbawa, maka kami menuntut kepada pemerintah kab. Sumbawa untuk serius menangani harga gabah ini, jangan cekik petani”, ucap Laode selaku korlap aksi.
Namun, aksi dari KAMMI Sumbawa hari ini, tidak mendapatkan sikap yang baik dari anggota DPRD. Mereka tidak menerima massa aksi dengan alasan banyaknya yang demo.
Usai melakukan pernyataan sikap KAMMI menarik massa untuk bubar, dengan janji untuk kembali lagi menyuarakan aspirasi petani. (Red/asn)