Lensamandalika.com – Setelah melakukan klarifikasi secara langsung kepada dua orang bidan yang bertugas, Rabu (4/5/2022), Kepala Puskesmas Kuta, Zainal Abidin membantah anak buahnya telah menelantarkan pasien yakni Ibu Hamil atas nama M yang hendak melahirkan.

Dikatakannya, kedua bidan yang bertugas itu telah melaksanakan tugas sesuai prosedur.

“Apa yang dikatakan oleh suami pasien atas nama Mawardi itu tidak benar, dan setelah saya corss check tenaga medis kami, mereka sudah melaksanakan tugas sesuai aturan medis,” jelasnya.

Berdasarkan keterangan yang disampiakannya, suami pasien tidak mau istrinya diinfus dan tidak mau tanda tangan berita acara, bahwa yang bersangkutan tidak bersedia kalo bidan melakukan tindakan medis.

“Suaminya memaksa untuk dirujuk segera namun diagnosa awal untuk merujuk belum ada, sehingga bidan kami belum berani merujuk karena akan dimarah oleh rumah sakit,” terangnya.

Zainal Abidin juga membantah bahwa bidan menyuruh keluarga pasien untuk ke dukun.

“Itu tidak benar pak, waktu itu suaminya tidak tahan menunggu bayi keluar dan kebetulan ada dukun juga yang ikut nemani pasien,” jelasnya.

Dikatakannya, Bidan juga sempat menyampaikan untuk memadukan medis dengan tradisional, misalnya ada yang bisa membantu memperlancar keluarnya bayi, bukan berarti menyerahkan keseluruhan prosesnya kepada dukun.

“Kami juga setuju, tapi bukan disuruh mencari dukun tempat melahirkan pak, karena mangkin kombinasi pengobatan medis dan tradisional di anjurkan oleh pemerintah,” katanya.

Pada berita sebelumnya berjudul Dilayanai Sekedarnya, Bidan Puskesmas Kuta Diduga telantarkan pasien yang mau melahirkan, redaksi Lensa Mandalika juga memuat keterangan dari Kepala Puskesmas Kuta yang dikonfirmasi melalui telepon, Selasa (3/5/2022).

Dikatakannya, dirinya telah melakukan koordinasi terkait hal tersebut dengan bidan koordinator di Puskesmas Kuta. Menurut penilaiannya, kedua bidan yang piket pada malam itu, biasanya memberikan pelayanan yang baik kepada para pasien yang datang.

“Keduanya baik, kami selaku pimpinan selalu memberikan briefing dan mengamati secara langsung kinerja mereka. Pada malam itu menurut kabar dari bidan koordinator, pasien sudah dilayani dengan baik, dipantau oleh kedua bidan karena sudah pecah ketuban,” jelasnya.

“Mungkin ada miskomunikasi yang terjadi. Ditambah suasana panik sehingga timbul hal-hal yang tidak diinginkan,” imbuhnya.

Dijelaskannya, pihaknya akan mengumpulkan bidan koordinator bersama bidan-bidan lainnya di Puskesmas Kuta termasuk kedua bidan yang piket pada malam itu untuk menggali keterangan secara langsung.

“Tiang tidak bisa menyimpulkan langsung, oleh karenanya saya juga akan meminta keterangan langsung dari pihak keluarga pasien. Saya juga tidak bisa membela teman-teman kami jika ternyata memang salah, kami harus kasih peringatan yang tegas. Tetapi jika ternyata para bidan melaksanakan pelayanan sesuai SOP, ya tentu akan kami lindungi,” pungkasnya. (red/lm)