Lensamandalika.com – Rencana Pemprov NTB untuk mengekspor jagung ke luar negeri bertepuk sebelah tangan. Kementerian Pertanian RI menolak permohonan izin ekspor yang diajukan Gubernur NTB untuk mengatasi anjloknya harga jagung.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Muhammad Riadi menyampaikan, surat permohonan gubernur terkait rencana ekspor jangung ke luar negeri belum dapat disetujui.
“Dari hasil rapat dgn semua stakeholder, Kementan menunda izin ekspor karena pasokan jagung masih dibutuhkan di Pulau Jawa dan Sumatera,” beber Riadi mengutip Radar Lombok.
Riadi menambahkan, rencananya awal tujuan ekspor jagung ini apabila diizinkan yakni Fhilipina. Negara itu sudah bersedia menerima sekitar 50 ribu ton jagung asal NTB.
Namun rencana ini tidak dapat dilakukan karena surat permohonan izin ekpor jagung ke luar negeri yang diajukan beberapa hari lalu mental. Meski sebelumnya pemprov optimis renacana untuk dapat ekspor jagung dapat restu dari kementerian.
‘’Awalnya kami yakin karena Pak Gubernur sudah berkomunikasi dengan Pak Menteri sebelum melayangkan surat izin permohonan tapi nyata tak terwujud,’’ tambah Riadi.
Lantas solusi apa yang akan dilakukan pemprov untuk mengatasi persoalan harga jagung di NTB? Riadi menjelaskan, sudah banyak perusahaan kembali membuka pembelian jagung petani. Meski sebelumnya harga jagung anjlok akibat dampak dari perusahaan banyak yang berhenti membeli dengan alasan gudang penyimpanan sudah penuh kapasitasnya.
“Sekarang sudah banyak perusahaan yang datang membeli jagung di Dompu, Bima dan Sumbawa,” katanya.
Berdasarkan data rekapitulasi harga jagung di tingkat petani per tanggal 13-18 Mei 2022 bervariatif di NTB. Di Lombok Barat misalnya, pada 13 Mei harga jagung tembus diharga Rp 5.200 per kg. Tapi pada 16-18 Mei harga jagung turun jadi Rp 4.400 per kg.
Sementara di Lombok Tengah harga jagung rata-rata Rp 4.450 per kg dari 13-18 Mei. Begitu juga di Lombok Timur dari 13-18 Mei harga jagung mencapai Rp 4.900 per kg.
Selanjutnya di Kabupaten Sumbawa Barat harga jagung di tingkat petani mencapai Rp 4.200 per kg. Sedangkan di Dompu harga jagung pada 13-15 Mei jagung Rp 4.000 per kg. Terjadi penurunan harga pada 16 Mei menjadi Rp 3.500 per kg. Naik kembali pada 17-18 Mei jadi Rp 4000 per kg.
Begitu juga di Bima harga jagung terjadi turun naik, pada 13-15 Mei harga mencapai Rp 4.200 per kg. Turun pada 16-18 Mei jadi Rp 4.000 per kg.
Riadi juga memastikan, harga jagung tidak terjadi penurunan di harga Rp 4.000 per kg, meski rencana ekspor jagung keluar tidak jadi dilakukan Pemprov NTB.
“Insyaallah harga akan terkerek di atas Rp 4.000,” katanya.
Untuk itu, Riadi menghimbau kepada perusahaan yang membeli jagung petani dengan harga yang lebih tinggi dengan berpihak kepada para petani.
“Kalau pengusaha kita imbau pengusaha agar membeli jagung petani dengan harga yang lebih berpihak kepada petani,” imbaunya. (red/lm)