Lensamandalika.com – Setelah sebelumnya dilarang berlabuh, kapal pesiar berbendera Norwegia ini akhirnya diizinkan masuk Bali dan menurunkan sauh di Pelabuhan Benoa.

Hal tersebut langsung menyita perhatian nasional, mengingat sebelumnya kapal dengan 1308 penumpang tersebut ditolak bersandar di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Dilansir dari laman CNN, juru bicara pemerintah khusus virus Corona, Achmad Yurianto menyatakan bahwa berlabuhnya kapal Viking Sun di Bali merupakan keputusan dari Gubernur Bali, I Wayan Koster.

Sebelum seluruh kru dan penumpang kapal tersebut diperbolehkan turun telah dilakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar bersama dengan Dinas Kesehatan Bali.

Hasil pemeriksaan itu, kata Yurianto, menjadi pertimbangan bagi Gubernur untuk memutuskan apakah kru dan penumpang kapal diperbolehkan turun atau tidak.

“Karena kru dan penumpang sudah diizinkan turun, berarti tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Pemerintah Bali tentu sudah melakukan cross check sebelumnya bersama Dinas Kesehatan Setempat”, Ungkap Yurianto di Istana Kepresidenan (8/3/2020).

Kapal Pesiar Viking Sun akan berada di Bali sampai besok, dan akan meninggalkan Pelabuhan Benoa Pukul 18.00. Setelah Bali, kapal tersebut kemungkinan akan berlabuh di Pelabuhan Gili Mas Lombok pada 11 Maret 2020 mengingat Gubernur NTB sebelumnya telah memberikan sinyal untuk mengizinkan kapal tersebut berlabuh.

Baca juga: Kapal Pesiar Viking Sun Akan Singgah di Lombok, Sebelumnya Ditolak di Semarang, Surabaya, dan Bali

Di konfirmasi via telepon, Founder Temannya Wisatawan, Taufan Rahmadi mengatakan bahwa Pemerintah harus bertanggung jawab jika nantinya ada hal-hal yang tidak dinginkan terjadi.

“Pejabat daerah harus bertanggung jawab jika nanti keputusan yang mereka ambil menyusahkan masyarakat. Kita tdk berharap ada Corona di NTB, tetapi kita juga tidak ingin keputusan pemimpin daerah didasarkan atas kepentingan pragmatis semata”, terangnya.

Terkait itu, Tokoh Pariwisata yang juga Founder Generasi Pesona Indonesia (GENPI) ini memberikan 5 Poin rekomendasi untuk mengurangi dampak Virus COVID-19 terhadap sektor pariwisata.

  • Menginventarisasi , memprioritaskan dan menjadikan destinasi yang tergolong bebas dari corona untuk menjadi destinasi alternatif ( corona free destination) bagi kunjungan para wisatawan ke Indonesia.
  • Membuat dan menjalankan SOP pemeriksaan corona yang ketat bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke destinasi alternatif sehingga menghadirkan rasa aman bagi masyarakat yang tinggal di destinasi.
  • Destinasi wisata yang dipilih sebagai destinasi alternatif diberikan berbagai program insentif oleh pemerintah untuk dapat menjadi destinasi yang nyaman bagi wisatawan dan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
  • Memberlakukan sistem batasan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi alternatif.
  • Mempersiapkan program recovery pariwisata pasca corona yang meliputi antara lain : pemulihan branding , destinasi , produk , industri , promosi. (red/_dwr)