Virus corona (COVID-19) di Indonesia semakin mewabah. Jumlah penderita melonjak drastis hanya dalam sehari, yakni 227 kasus dari sebelumnya 172 kasus per Rabu (18/3) dan 11 sembuh.
Yang paling disorot adalah angka kematian dengan case fatality rate (CFR) sangat tinggi. Sudah ada 19 orang dari 227 penderita meninggal, sehingga fatality rate mencapai 8,37 persen (jumlah meninggal dibagi angka positif x 100%).
[Catatan: Hitungan ini merupakan simplifikasi karena pandemi masih berjalan. Antara satu negara dengan negara lainnya memiliki titik start yang berbeda].
Para korban meninggal ini tersebar di beberapa daerah. Terbanyak di Jakarta 12 jiwa, Bali dan banten masing-masing 1 orang, Jawa Barat 1 orang, Jawa Tengah 2 orang, Jawa Timur 1 orang, dan Sumatera Utara 1 orang.
“Data ini dari tanggal 17 Maret setelah pukul 00 sampai 18 Maret. Ada penambahan yang signifikan,” ujar juru bicara pemerintah untukpenanganan corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers.
Persentase ini bahkan melampaui China, negara yang pertama kali mengumumkan pasien corona, dengan jumlah penderita terbanyak mencapai 81.102 orang. Meski puluhan ribu orang terinfeksi, persentase kematian di China hanya sebesar 3,99 persen atau 3.241 jiwa.
Atau Italia, negara yang memiliki jumlah penderita paling banyak di Eropa. Dari data yang ditunjukkan peta realtime Worldmeters, Italia memiliki persentase kematian 7,94 persen. Yakni, 2.503 jumlah korban meninggal dari 31.506 kasus.
Baca Juga: Be the only in Gili Island, this is your perfect time! Trawangan Meno and Air are missing you
Iran yang memiliki angka pasien mencapai 16.169 penderita juga hanya berada di angka 6,11 persen dengan korban meninggal sebanyak 988 jiwa.
Masih merujuk Worldmeters, persentase kematian tertinggi kini dimiliki oleh San Marino dengan perbandingan pasien meninggal 11 orang dan 119 terinfeksi, yakni 9,2 persen. Tertinggi kedua yakni Filipina, yakni 8,42 persen, dengan angka 202 penderita dan 17 meninggal.
Sumber: Kumparan