Lensa Internasional – Obed Duron Gomez, Wali Kota Mahahual, Meksiko, tewas secara mengenaskan karena ditembak oleh sejumlah anggota geng.
Seperti diberitakan Mirror.co.uk, Jumat (10/4/2020), Wali Kota Obed tewas diberondong 20 peluru oleh anggota geng gara-gara dia melakukan penguncian wilayah alias lockdown guna menghambat penyebaran wabah virus corona covid-19.
Obed dilaporkan ditembak ketika melakukan perjalanan ke komunitas Xcalak, di negara bagian Quintana Roo, Meksiko selatan.
Dia bepergian menggunakan minibus putih dengan penumpang lain, ketika kendaraan lain menepi dan melepaskan tembakan.
“Wali kota Obed sempat dibawa ke klinik kesehatan untuk dilakukan operasi darurat guna menyalamatkan nyawanya. Namun, dia tak lagi tertolong,” kata media lokal dalam artikel pemberitaan.
Sementara orang-orang bersenjata itu berhasil melarikan diri. Polisi yang datang ke tempat kejadian perkara hanya menemukan 20 selongsong peluru dan kendaraan para pelaku.
Tidak jelas apakah ada cedera lain dalam insiden itu.
Media lokal melaporkan, Obed sebenarnya telah menerima ancaman dari geng-geng penjahat yang merasa dirugikan karena kebijakan lockdown.
Sebab, geng-geng tersebut tak dapat menerima pengiriman narkoba dari daerah pantai, setelah Obed memutuskan karantina wilayah di Mahahual.
Namun, kejaksaan Quintana Roo belum mengumumkan secara resmi motif pembunuhan tersebut. Kekinian, mereka masih melakukan penyelidikan.
Laporan menyatakan sejumlah penyelidikan digelar secara bersamaan, guna mengetahui motif pembunuhan tersebut, termasuk apakah hal itu adalah serangan balas dendam atas penangkapan 5 anggota geng pekan lalu.
Media lokal melaporkan, penduduk di Xcalak sering bekerja mencari paket kokain yang dilemparkan oleh pesawat pengedar narkoba di pantai Karibia.
Pelaku perdagangan narkoba Kolombia dilaporkan menggunakan pesawat untuk melemparkan barang-barang haram ke laut, sebelum diambil oleh kapal.
Tetapi, kadang-kadang perahu tidak cukup cepat dan narkoba mencapai pantai, di mana mereka diambil oleh penduduk setempat dan dijual.
Investigasi sedang berlangsung dan tidak ada penangkapan yang dilakukan.
Menurut angka terbaru dari Universitas Johns Hopkins, Meksiko telah mendaftarkan 2.785 kasus virus corona, dengan 141 kematian dan 633 pulih.
Meksiko mengumumkan krisis kesehatannya pada akhir Maret, karena membatasi pertemuan sosial dan mendesak siapa pun yang berusia di atas 60 tahun untuk tinggal di rumah. (Red/Lensammandalika)
Baca Juga Artikel Lainnya
- Banyak Survey dinyatakan Hoax, Tim Rohmi Firin tetap Optimis menangkan Pilkada NTB
- 1,6 Juta Suara Jadi Modal Kuat Iqbal-Dinda Menangi Pilgub NTB
- Perkuat Ketahanan Pangan, Polda NTB Tanam Padi dan Jagung Bersama Warga
- Hasil Lelang Merchandise MotoGP Mandalika Dukung Penanganan Stunting dan Pemberdayaan Warga
- Kampanye Akbar Iqbal-Dinda dibanjiri pendukung, serukan perubahan untuk NTB lebih baik