Nasional – Keterbatasan jumlah alat pelindung diri (APD) membuat masyarakat baik perusahaan swasta maupun komunitas dan yayasan memberikan bantuan peralatan medis. Namun, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengaku jika pemberian APD dari masyarakat tidak memenuhi standar medis.

Ketua IDI Daeng M Faqih mengatakan APD itu tidak dapat digunakan karena tidak sesuai standar yang ditetapkan World Health Organization (WHO) dan Kemenkes RI. Sehingga tidak efektif melindungi tenaga medis dari virus corona.

“Banyak itu yang pemberian donasi dari kawan-kawan yayasan, pihak swasta, mungkin karena ketidakpahaman, maksudnya baik, niatnya baik, membantu tapi mungkin kurang paham akhirnya memberikan APD yang sebenarnya tidak standar,” kata Daeng saat dihubungi, Minggu (19/4).

Baca Juga: Pemprov NTB Belum Serius Atasi Wabah, Positif Covid-19 Terus Bertambah

Daeng tidak menyebutkan jumlah APD yang akhirnya tidak terpakai itu. “Karena tidak standar itu kemudian banyak yang tidak dipakai oleh kawan-kawan di rumah sakit.”

Meski begitu ia tetap menghormati niat baik dari para relawan tersebut. Maka itu ia mengingatkan agar para pihak yang ingin memberikan bantuan langsung ke rumah sakit agar memperhatikan standar dari peralatan medis yang diberikan.

APD yang tidak sesuai standar justru tak dapat menghalau penularan virus corona bagi tenaga medis jika tetap digunakan. Pasalnya peralatan itu tidak dapat melindungi tenaga medis 100 persen dari penularan.

Baca Juga: Kasus Positif Corona Pertama KSB dari Klaster Gowa Meninggal Dunia

“Pemerintah juga sudah mengimbau itu kalau memberikan donasi itu diminta untuk mengetahui standar APD yang diberikan karena kalau tidak sesuai standar kasihan akhirnya ga dipakai oleh tenaga medis,” kata Daeng. (Red/Letter A)

Baca juga artikel lainnya :