Mataram – Berdasarkan rilis terakhir yang disampaikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB, Senin malam (20/4/2020) terdapat penambahan kasus positif corona sebanyak 21 orang sehingga total keseluruhan menjadi 93 orang yang tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota di Provinsi NTB.

Dikonfirmasinya Kabupaten Bima dengan kasus positif corona sebanyak 10 orang, menjadikan seluruh daerah di provinsi NTB menjadi zona merah.

Grafis Update Terkini Kasus Corona di NTB, 20/4/2020 (Foto: Dok. Humas NTB)

Setiap Kabupaten dan Kota di NTB kini rata memiliki kasus positif corona, penyebaran dan penularan paling massif berasal dari klaster Gowa dengan 59 kasus. Keteledoran pemerintah tidak langsung menanggapi serius kepulangan Jemaah Tabligh dari Ijtima’ di Gowa sejak 25 Maret lalu tampaknya berbuah pahit dengan ganasnya penyebaran dan penularan virus corona dari Klaster ini.

Baca juga:  Jebol, Kabupaten Bima Jadi Zona Merah Ditembus 10 Positif Corona dari Klaster Gowa

Namun demikian, Gubernur Provinsi NTB, DR. H. Zulkieflimansyah tampak santai menanggapi semakin meningkatnya penyebaran dan penularan virus corona ini. Seolah tanpa beban, Gubernur Zul mengatakan menyembuhkan yang positif corona adalah hal yang gampang.

“Menyembuhkan yang positif Covid-19 ini tidak susah. Isolasi 14 hari, makan makanan yg sehat, cukup vitamin C dan E, berolah raga dll Insya Allah sembuh,” tulisnya melalui postingan facebook pribadinya Bang Zul Zulkieflimansyah.

Gubernur Zul mengklaim telah melakukan pendataan dan melakukan rapid test terhadap seribu lebih Jemaah Tabligh yang pulang dari Gowa dengan hasil rapid test reaktif sebanyak 367 orang, namun angka seribu orang yang disebutkan tampaknya hanya fenomena gunung es yang tampak kecil di permukaan. Mengingat pendataan dan pemeriksaan rapid test baru dilakukan setelah hampir satu bulan sejak kepulangan rombongan pertama Jemaah tabligh dari Gowa, Sulawesi Selatan.

Baca juga:  Lapar dan Depresi, Jamaah Tabligh Indonesia Minta Segera Dievakuasi dari India

Selain itu, Gubernur Zul mengungkapkan bahwa lebih dari 50% Jamaah tabligh yang hasil rapid-testnya reaktif berpotensi positif terinfeksi virus corona.

“Kami sudah mendata teman-teman Cluster GOWA, jumlahnya lebih dari 1000an. Dan hasil Rapid test sementara sudah 367 yg reaktif. Biasanya yg reaktif ini lebih dari 50 persennya jadi positif,” Ungkap Bang Zul, panggilan akrabnya.

Gubernur Zul tampaknya mengesampingkan kontak erat yang dilakukan oleh Jemaah Tabligh yang berpotensi menular kepada orang-orang terdekatnya. Sebut saja jika satu orang dalam waktu hampir satu bulan telah kontak dengan puluhan orang lainnya. Maka bisa dibayangkan dalam beberapa hari kedepan, Sekretaris Daerah (Sekda) NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi akan semakin sibuk membuat rilis penambahan kasus positif, kemudian menyebar di sosial media, memenuhi grup-grup whatsapp hingga berujung membuat tambah panik warga Bumi Gora.

Baca juga:  Pemprov NTB Belum Serius Atasi Wabah, Positif Covid-19 Terus Bertambah

Hal yang perlu menjadi perhatian Gubernur Zul selanjutnya adalah kemampuan tenaga medis dan Rumah sakit di Kabupaten/Kota di NTB yang tentu berbeda-beda, mengingat sejak kasus pertama terdeteksi pada 24 maret lalu baru 11 orang yang telah dinyatakan sembuh. Artinya, dengan potensi bertambahnya kasus positif dalam beberapa hari kedepan, akan semakin menyibukkan tenaga medis hingga kemungkinan jarang pulang dan berkurangnya ketersedian ruang isolasi untuk menampung pasien covid-19.

Pertanyaan selanjutnya, apakah Gubernur telah memikirkan untuk menyiapkan stimulus bagi tenaga medis yang saat ini tengah berjibaku menyembuhkan pasien positif corona ? Hal ini tentu patut kita nantikan.

Perkataan Gubernur melalui status facebooknya yang menggampangkan proses penyembuhan pasien covid-19 hanya 14 hari masa isolasi tampaknya tidak akurat. Bukan tanpa dasar, 11 pasien yang dinyatakan sembuh, beberapa diantaranya membutuhkan lebih dari 14 hari untuk dinyatakaan sembuh sejak pertama kali merasakan gejala dan beberapa diantaranya disebutkan pernah melakukan pengobatan di klinik, Puskesmas dan Rumah sakit hingga akhirnya dinyatakan positif terinfeksi corona.

Sebut saja pasien 01 (Ny. YM), dan 04 (Tn. YT) yang dinyatakan sembuh di hari yang sama yakni pada tanggal 8 September yang lalu. Sebelum dinyatakan positif covid-19 pada tanggal 24 Maret, pasien 01 telah merasakan gejala terinfeksi corona sejak tanggal 4 Maret, kemudian sempat tiga kali berobat mandiri ke Klinik Dokter, Puskesmas hingga Rumah Sakit yakni pada tanggal 8,12, dan 14 Maret sampai akhirnya dirujuk ke RSUD Provinsi NTB pada tanggal 17 Maret 2020.

Sedangkan pasien 04 (Tn. YT) merasakan gejala terinfeksi covid-19 pada tanggal 18 Maret lalu dan sempat melakukan pengobatan mandiri hingga akhirnya dirujuk ke RSUD NTB pada tanggal 24 Maret 2020.

Baca juga:  Jangan Panik, Tuak Bisa Jadi Hand Sanitizer dan Penangkal Virus Corona

Lain lagi halnya pasien 02 yang merupakan suami dari pasien 01, sejak dinyatakan positif corona pada 25 Maret 2020 sampai hari ini belum dinyatakan sembuh. Pemprov NTB berdalih, pasien yang masih mendapat perawatan, semuanya dalam keadaan baik.

Artinya, tidak semua pasien covid-19 bisa sembuh setelah melewati masa isolasi selama 14 hari. Melainkan ada yang membutuhkan lebih dari itu, tergantung dari kondisi fisik untuk memproduksi antibodi, kejiwaan, dan ada atau tidak adanya penyakit bawaan. Jika trend seperti ini terus terjadi dalam beberapa hari kedepan, Pemprov NTB harus bersiap-siap pada beberapa kemungkinan setelah melonjaknya kasus positif corona, diantaranya ruang isolasi dan tenaga medis yang kurang.

Terhadap kian meningkatnya kasus positif corona di NTB dalam beberapa hari belakangan ini, Gubernur juga menyoroti sikap masyarakat yang terkejut dengan fenomena lonjakan kasus positif corona naik begitu cepat. Menurut Gubernur Zul, Lonjakan kasus corona di NTB kian cepat karena klaster-klaster penyebarannya telah teridentifikasi.

“Banyak yang terkejut ketika lonjakan yang positif Korona naik begitu cepat di tempat kita. Mestinya kita tidak perlu terkejut karena klaster-klaster Alhamdulillah sudah teridentifikasi. Dan dengan sudah teridentifikasi Insya Allah kita jadi lebih mudah menanganinya,” ungkap Gubernur Zul.

Baca juga:  Harga Minyak Dunia Merosot, Luhut Ogah Turunkan Harga BBM

Menyikapi pernyataan itu, Netizen khususnya di media social facebook menyatakan agar Ia (Gubernur Zul) lebih fokus pada penyelesaian masalah Corona sebagai wabah yang memberikan efek domino ditengah masyarakat ketimbang mengurusi hal-hal remeh dan mengomentari masyarakat yang terkejut.

Menurut Netizen, Gubernur tidak perlu terjun langsung mengurus soal minyak goreng, teh kelor, susu kedelai dan hal-hal kecil yang sebenarnya bisa dikerjakan oleh pembantunya yaitu dinas-dinas terkait. Lebih lanjut mereka juga mengatakan bahwa kekhawatiran masyarakat lantaran pemimpinnya terlalu “ngampahang” (Menyepelekan, red.) dalam menyikapi meningkatnya kasus corona, hanya berteori namun praktiknya nol besar. (red/LM)