Internasional – Azan dengan pengeras suara atau speaker berkumandang pertama kalinya di masjid Minnesota, Amerika Serikat (AS). Panggilan untuk salat bagi umat Islam itu sekaligus menandai Ramadhan bersejarah di kota tersebut.

Azan menggema untuk pertama kalinya di seluruh lingkungan Minneapolis pada Kamis malam ketika komunitas Muslim di sana bersiap untuk memasuki bulan suci Ramadhan. Seruan untuk salat itu bergema lagi pada Jumat pagi dan akan berlanjut lima kali sehari selama bulan suci.

Baca Juga: WHO: Virus Corona Bakal Lama, Jangan Buru-buru Cabut Lockdown

Meski demikian, berbeda dengan azan seluruh Timur Tengah, Afrika Utara, dan tempat-tempat lain di dunia, azan di Minesota hanya berkumandang di dalam masjid atau pusat-pusat komunitas Muslim saja.

“Pasti ada banyak kegembiraan,” kata Imam Abdisalam Adam, yang jadi pengurus di dewan masjid Dar al-Hijrah, dari mana azan itu berkumandang.

“Beberapa orang melihatnya sebagai sejarah,” kata Adam kepada Al Jazeera, Sabtu (25/4/2020). “Sampai-sampai…bahwa mereka yang tidak melakukannya, dapat melihatnya dalam hidup mereka.”

Baca Juga: Rumuskan Strategi Pemulihan Pariwisata, UNWTO dan ITF Gandeng Kemenparekraf Gelar Webinar Online

Dikumandangkan oleh perwakilan yang berbeda dari masjid-masjid di sekitar kota, azan diharapkan menjangkau ribuan orang di lingkungan Cedar-Riverside di Minneapolis. Demikian disampaikan direktur eksekutif Dewan Minnesota untuk Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Jaylani Hussein.

Hussein mengatakan masyarakat telah membahas penyiaran azan selama bertahun-tahun, dan itu menjadi lebih mendesak tahun ini ketika pandemi virus corona jenis baru, COVID-19, memaksa masjid untuk menutup pintu dan penduduk untuk tetap di dalam rumah. Virus corona telah menginfeksi lebih dari 870.000 orang di seluruh negeri Amerika dan menewaskan sedikitnya 50.000 orang.

Baca Juga: Di Bulan Ramadhan, Ada Asteroid Raksasa Dekati Bumi

“Kami ingin menyentuh orang-orang yang sering mengunjungi masjid dan komunitas ini,” kata Hussein.

“Jika kita tidak bisa bersama secara fisik, setidaknya gema ini, suara ini, seruan untuk salat ini dapat menjadi perpanjangan dari kita bersama pada saat yang sulit ini. Untuk memberi beberapa orang sedikit penghiburan.” (red/LM)