Pratiwi (bukan nama sebenarnya) hanya bisa berupaya menerima seikhlas mungkin nasibnya, menjalani sebulan penuh berpuasa dan merayakan lebaran sendirian.
Mengabdikan diri sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu instansi pemerintah pusat, membuatnya mesti terbiasa hidup indekos sendiri, jauh dari keluarganya di Jawa Tengah.
Suasana hari kemenangan yang tahun lalu masih bisa ia rayakan bersama keluarga, tak akan kesampaian dalam momentum lebaran tahun ini. Pemerintah secara tegas mengeluarkan larangan mudik bagi ASN atas alasan demi mencegah penyebaran virus corona.
Pratiwi mafhum, sebagai abdi negara adalah wajib baginya mematuhi aturan tersebut. Oleh karena itu, ia membuang jauh-jauh keinginannya untuk pulang dan menunda membahas rencana pernikahan kepada orang tuanya.
Kendati begitu sudah menerima, ia tetap tidak bisa memungkiri bahwa aturan tersebut ia rasai sangat berat. Apalagi selain itu, ia juga tak diperkenankan cuti dan harus melaporkan posisi ia bekerja setiap saat.
“Berat banget sebenarnya, di kos sendirian enggak ada orang tua. Pakai share location 3 kali sehari, jam masuk, jam istirahat, sama jam pulang,” jelasnya, Sabtu (2/5).
Di sisi lain, ada perasaan lega juga yang ia rasakan lantaran turut mendukung upaya mitigasi wabah tersebut. Lagi pula, ia tidak ingin membawa risiko menularkan virus pada orang tuanya di kampung.
Hanya saja ia berharap pemerintah memberlakukan aturan tegas itu secara umum, bukan hanya pada PNS saja. Sebab, Pratiwi khawatir pengorbanannya sia-sia karena masih banyak orang yang mudik, yang bisa saja menularkan pada keluarganya di kampung.
“Inginnya pemerintah tegas dari awal melarang mudik untuk semua orang. Enggak terkecuali, enggak cuma PNS. Masyarakat selain PNS masih banyak yang maksain diri pulang,” ujarnya.
Keadaan tersebut semakin diperburuk dengan kenyataan THR yang bakal diterima tahun ini bakal jauh daripada jumlah seharusnya. Hanya, untuk masalah ini ia memilih bersyukur lantaran banyak pekerja informal yang bahkan sama sekali tidak mendapatkan.
Nasib serupa juga mesti diterima oleh Ben yang juga bekerja sebagai PNS di Jakarta. Ben sedikit lebih beruntung dari Pratiwi, ia masih punya keluarga di sekitaran Jabodetabek, sehingga bisa mendapatkan suasana berbuka bersama keluarga. (red/LM)