Pemerintah Indonesia menginisiasi The New Normal Pariwisata yang direncanakan berlangsung setelah pandemi Covid-19. Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam video conference bersama Asita, pelaku pariwisata dan sejumlah media, Sabtu (2/5/2020).

Pernyataan tersebut, kata Wishnutama, telah diwakili oleh Wakil Menteri Parekraf Angela Tanoesoedibjo dalam Special Meeting of the ASEAN Tourism Ministers (M-ATM) on Covid-19, Rabu (29/4/2020).

“Saya sudah menyampaikan melalui wakil menteri kepada menteri-menteri pariwisata ASEAN, bahwa Indonesia menginisiasikan untuk mempersiapkan The New Normal,” kata Wishnutama.

Lanjutnya, The New Normal merupakan hal-hal yang diminati atau diharuskan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setelah pandemi Covid-19.

Ia mencontohkan kebutuhan dasar pariwisata seperti higienitas akan membicarakan soal toilet, kebersihan, hingga keselamatan pariwisata. Oleh karena itu, Kemenparekraf bersama kementerian/lembaga lainnya akan memfokuskan ke hal-hal yang dasar tersebut.

“Jadi anggaran-anggaran ke depan akan kita fokuskan pada masalah dasar. Misalkan toilet bersih, itu suatu hal yang harus ada di semua destinasi wisata,” kata Wishnutama.

“Pak Jokowi itu berkali-kali bilang ke kita inginkan destinasi wisata punya standar umum toilet seperti di Mandalika,” terangnya.

Selain itu, pariwisata perlu membicarakan ke depannya dalam menjaga keselamatan wisatawan atau safety, kata dia.

“Misalnya ketika berenang, diving, dan lain sebagainya, wisatawan merasa secure kalau seandainya terjadi masalah, ada yang akan menyelamatkannya. Hal-hal ini yang menjadi fokus penting ke depannya,” tambahnya.

Sebelumnya, Wakil Menteri Parekraf Angela Tanoesoedibjo dalam pertemuan M-ATM Covid-19 mengatakan, saat ini dunia melihat bagaimana teknologi dan media digital memberi cara baru dalam rutinitas dan kehidupan yang akan menjadi “New Normal”.

Untuk itu ia kembali menegaskan dukungan Indonesia untuk memasukkan pariwisata digital ke rencana strategis pariwisata ASEAN 2016-2025.

“Di samping mendorong pentingnya standar kesehatan dan kebersihan bagi para profesional pariwisata, melalui pertemuan virtual ini, kita ditunjukkan bagaimana teknologi dan media digital membawa kita pada rutinitas dan cara hidup yang baru. Ini yang akan segera kita alami dalam industri pariwisata kita,” ujar Angela melalui rilis Resminya, Rabu (29/4/2020).

Lanjutnya, dunia perlu menanggapi tantangan New Normal secara bersama. Pertemuan ini pun kemudian menghasilkan dua hal penting, yakni Consolidated Paper dan Joint Statement. Consolidated Paper digunakan sebagai referensi mengenai penilaian dan langkah awal mengurangi dampak Covid-19 terhadap negara anggota ASEAN.

Sedangkan Joint Statement memuat komitmen para negara, usulan pembentukan ASEAN Tourism Crisis Communication Team, dan eksplorasi kebijakan bersama untuk dibahas oleh para Head of National Tourism Organisations (NTOs) and Committee.