Lensamandalika.com–Beredar tulisan sebuah hadis yang diklaim memprediksi kiamat pada 15 Ramadhan atau pada Jumat (8/5). Dalam hadis tersebut disebutkan salah satu tandanya adalah adanya suara dentuman.
Hal itu dikaitkan dengan fenomena asteroid yang mendekati bumi pada Jumat (8/5). Tulisan tersebut membuat sejumlah warganet takut. Banyak juga yang mempertanyakan kebenaran hadis tersebut.
Hadis tersebut diriwayatkan oleh Nu’aim bin Hammad dalam Kitab Al-Fitan Hadis Nomor 638. Begini bunyi hadis tersebut:
إِذَا كَانَتْ صَيْحَةٌ فِي رَمَضَانَ فَإِنَّهُ يَكُونُ مَعْمَعَةٌ فِي شَوَّالٍ، وَتَمْيِيزُ الْقَبَائِلِ فِي ذِيِ الْقَعْدَةِ، وَتُسْفَكُ الدِّمَاءُ فِي ذِيِ الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمِ، وَمَا الْمُحَرَّمُ» ، يَقُولُهَا ثَلَاثًا، «هَيْهَاتَ هَيْهَاتَ، يُقْتَلُ النَّاسُ فِيهَا هَرْجًا هَرْجًا» قَال َ: قُلْنَا : وَمَا الصَّيْحَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ : ” هَدَّةٌ فِي النِّصْفِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ جُمُعَةٍ، فَتَكُونُ هَدَّةٌ تُوقِظُ النَّائِمَ، وَتُقْعِدُ الْقَائِمَ، وَتُخْرِجُ الْعَوَاتِقَ مِنْ خُدُورِهِنَّ، فِي لَيْلَةِ جُمُعَةٍ، فِي سَنَةٍ كَثِيرَةِ الزَّلَازِلِ، فَإِذَا صَلَّيْتُمُ الْفَجْرَ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَادْخُلُوا بُيُوتَكُمْ، وَاغْلِقُوا أَبْوَابَكُمْ، وَسُدُّوا كُوَاكُمْ، وَدِثِّرُوا أَنْفُسَكُمْ، وَسُدُّوا آذَانَكُمْ، فَإِذَا حَسَسْتُمْ بِالصَّيْحَةِ فَخِرُّوا لِلَّهِ سُجَّدًا، وَقُولُوا : سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، سُبْحَانَ الْقُدُّوسِ، رَبُّنَا الْقُدُّوسُ، فَإِنَّ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ نَجَا، وَمَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ هَلَكَ
“Yang artinya adalah: “Bila terdengar suara dahsyat terjadi pada bulan Ramadhan, maka akan terjadi suatu huru-hara pada bulan Syawal, semua suku akan saling berselisih pada bulan Dzulqa’dah, pertumpahan darah terjadi pada bulan Dzulhijjah dan Muharram, dan apa itu Muharram? “Pada bulan itu banyak manusia yang terbunuh.” Rasulullah sampai mengulangnya tiga kali. Para sahabat pun bertanya, “Suara dahsyat apa itu, Rasul?” Rasulullah menjawab, “Suara keras yang terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan, yaitu tepatnya malam Jumat, itu suara dahsyat yang nanti akan mengagetkan orang-orang yang sedang tertidur, membuat orang yang berdiri menjadi duduk, para wanita terhempas keluar dari kamarnya. Pada malam Jumat di tahun tersebut banyak terjadi gempa bumi, jika kalian telah melaksanakan salat Subuh di hari Jumatnya, maka masuklah ke dalam rumah, kunci pintu rumah, tutup lubang-lubangnya, lindungi diri kalian dengan selimut, tutuplah telinga kalian. Jika kalian merasakan suara dahsyat, maka agungkanlah Allah dengan bersujud, dan berdoa SubhanalQuddus, SubhanalQuddus, RabbunalQuddus. Orang yang melakukan hal tersebut itu akan selamat, dan yang tidak melakukannya akan celaka.
“Ketua Komisi Hukum MUI Pusat, Mohammad Baharun, mengatakan, cara memahami teks hadis itu tidak bisa secara sepotong sepotong. Sebab, itu terkait dengan petunjuk dalam hadis, yakni tanda-tanda pendahuluan kiamat.
Misalnya ada tiba-tiba gerhana (tanda alam) dan penyebaran kemungkaran dan kezaliman yang terang-terangan (tanda sosial).
“Jangan salah dan sepenggal saja mengutip hadis itu kepada umat, nanti membuat heboh. Apalagi didramatisasi yang memberi kesan seakan kita ini ‘panitia kiamat‘,” ujar Baharun seperti fikutip dari Kumparan, Rabu (6/5).
Tambah Baharun, justru seharusnya memberikan motivasi keimanan dan amal saleh. Bahwa umat harus selalu siap sedia menghadapi konsekuensi kematian dan ataupun kenyataan kelak berakhirnya kehidupan dunia yang fana ini.
“Yang jelas itu bukan hadis mutawatir, artinya yang bersifat Qoth’i (pasti/aksiomatis) namun teks tersebut beredar dalam sebagian kitab hadis sebagai teks yang termasuk tanda-tanda kiamat,” tambah Baharun.
“Artinya itu bukan tanda yang tunggal, melainkan ada banyak lagi tanda-tanda lain yang mendahuluinya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaludin, menambahkan, sains tidak bisa memperkirakan tentang hari kiamat. “Soal kiamat hanya Allah yang tahu, sains tidak bisa juga menjelaskan kejadiannya,” tutupnya.