Lensamandalika.com – Pandemi Covid 19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 membuat seluruh aktifitas manusia terganggu, khususnya kegiatan di sektor ekonomi.  Hal ini pun berimbas terhadap kegiatan ekonomi di semua level masyarakat tanpa terkecuali masyarakat yang ada di desa-desa.

Berbagi cara sudah dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah untuk meringankan beban masyarakat akibat pandemi ini terutama dalam bentuk bantuan paket sembako. Namun, bantuan semacam ini tentu bersifat sementara yang tidak bisa dilakukan secara terus menerus karena keterbatasan anggaran.

Pemulihan kembali aktifitas pergerakan manusia khususnya di Indonesia yang selama hampir lima bulan dibataasi ini menjadi solusi dengan tetap mengikuti protokol kesehatan dari otoritas terkait. Dengan demikian diharapkan aktiifas perekonomian pun kembali membaik terutama di sektor pariwisata.

Sektor pariwisata menjadi bagian yang paling rentan terhadap krisis karena aktivitas perekonomiannya mengandalkan pergerakan manusia dalam hal ini yakni wisatawan, baik itu wisatawan lokal, domestik maupun mancanegara.

Kondisi sektor pariwisata di Lombok saat ini sudah berlangsung membaik dengan mulainya para wisatawan lokal berkunjung ke berbagai destinasi yang ada meskipun pemerintah daerah belum mengumumkan secara resmi destinasi mana saja yang dibuka untuk umum, akan tetapi masyarakat sudah mulai melaksanakan liburan dan berwisata.

Hal ini mendorong para pemuda yang tergabung dalam Karang Taruna Bhakti Karya dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Tunggul Nale Desa Ketare mengadakan Event Festival Layang-layang se Kab. Lombok Tengah yang dilaksanakan di Bukit Mountong Astana Sang Aji Desa Ketara.

Festival yang di selenggarakan sejak Sabtu, 18 Juli 2020 hingga Senin, 20 Juli 2020 ini disambut antusias oleh peserta dengan menampilkan berbagai motif layang-layang.

Menurut Baiq Sisyana sebagai Humas acara bahwa sudah waktunya pemerintah daerah membuka kembali destinasi-destinasi wisata yang ada, tentu dengan tetap menerapkan adaptasi protokol kesehatan. Tentunya pada destinasi yang siap menerima kunjungan.

Sementara itu, Koordinator acara L. Pena Supardi juga menjelaskan bahwa acara festival layang-layang ini akan menjadi event tahunan Pokdarwis Tunggal Nale Desa Ketare yang diharapkan akan semakin meriah setiap tahunnya dengan kreasi layang-layang yang semakin beragam.

Event ini diniatkan agar masyarakat desa merasa terhibur dan lebih kreatif dengan suguhan berbagai macam bentuk layang-layang yang unik hingga bahkan ada layangan yang terdiskualifikasi karena bentuk kreasi yang dibuat peserta menyalahi standar etika yang dibuat panitia.

Melalui event semacam ini diharapkan menjadi peluang dalam pembangunan pariwisata yang begitu massif di Kab. Lombok Tengah, terutama bagi para pemuda yang diharuskan ikut ambil bagian dan jangan sampai hanya menjadi penonton pembangunan saja. (red/LM)