Lensamandalika.com – Kemdikbud akan menggelontorkan subsidi kuota internet untuk pelajar, mahasiswa, guru, dan dosen. Subsidi senilai Rp 7,2 triliun itu akan diberikan selama empat bulan ke depan hingga Desember 2020.

Mendikbud Nadiem Makarim menjelaskan, subsidi itu tak lepas dari kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) akibat pandemi. Oleh sebab itu, setiap siswa akan mendapatkan kuota internet 35 GB per bulan, sementara guru 42 GB, dan mahasiswa-dosen 50 GB.

“Selama ini kami telah melakukan perjuangan internal di dalam pemerintah. Dan Alhamdulillah, kami dapat dukungan untuk anggaran pulsa untuk peserta didik kita di masa PJJ ini,” kata Nadiem di ruang rapat Komisi IX, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (27/8).

Dalam rapat itu, Nadiem tak merinci kapan tunjangan itu akan mulai didistribusikan. Dia juga tak merinci berapa jumlah orang yang akan menerima tunjangan pulsa tersebut. Meski demikian, data peserta didik hingga tenaga pengajar bisa kita lihat di situs kemdikbud.

Lantas, seperti apa datanya?

Mahasiswa dan Dosen

Menurut Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PPDI), jumlah mahasiswa aktif pada tahun 2020/2021 mencapai 6.349.941. Jumlah tersebut merupakan mahasiswa negeri dan swasta yang tersebar di 4.670 perguruan tinggi.

Sementara itu, definisi mahasiswa yang dimaksud PPDI meliputi peserta didik yang kuliah di jenjang diploma 1 (D1) hingga strata 1 (S1). Mahasiswa S2 dan S3 tak dihitung dalam pendataan tersebut.

Selain jumlah mahasiswa, data PPDI juga memaparkan 296.040 dosen yang tersebar di kampus negeri dan swasta.

Mereka yang terdata meliputi dosen tetap, dosen tidak tetap, dosen PNS, dosen dengan perjanjian kerja, hingga instruktur. Dari data tersebut, maka jumlah kuota yang diperlukan adalah sebagai berikut:

Mahasiswa: 6.349.941 x 50 GB = 317.497.050 GBDosen: 296.040 x 50 GB = 14.802.000 GB

Pelajar dan Guru

Berdasarkan Data Pokok Pendidikan Kemdikbud (Dapodik), jumlah pelajar di bawah naungan Kemdikbud diklasifikasikan ke dalam 11 tipe pendidikan. Mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain (KB), SD-SMA/SMK, hingga Sekolah Luar Biasa (SLB).

Meski begitu, hanya empat dari 11 tipe pendidikan itu yang diklasifikasikan sebagai pendidikan formal. Yakni, SD, SMP, SMA, hingga SMK. Menurut Dapodik, jumlah siswa SD yang ada di Indonesia saat ini ada di angka 21.747.128.

Sementara itu, siswa SMP berjumlah 8.959.921, siswa SMA berjumlah 4.652.805, dan siswa SMK berjumlah 4.765.089. Data itu untuk sekolah negeri dan swasta tahun ajaran 2020/2021.

Selain jumlah siswa, Dapodik juga memaparkan data jumlah guru di jenjang pendidikan SD hingga SMA/SMK. Jumlah guru SD ada di angka 1.258.139, guru SMP berjumlah 579.268, guru SMA berjumlah 297.059, dan guru SMK berjumlah 285.444.

Jika dikalkulasi, jumlah seluruh siswa di seluruh jenjang pendidikan ada di angka 40.124.943. Sementara jumlah garu ada di angka 2.419.910. Dari data tersebut, maka jumlah kuota yang diperlukan untuk pelajar dan guru adalah sebagai berikut:

Pelajar: 40.124.943 x 35 GB = 1.404.373.005 GB
Guru: 2.419.910 x 42 GB = 101.636.220 GB
Lantas berapa GB yang dibutuhkan Nadiem untuk memenuhi kuota untuk seluruh pelajar, mahasiswa, guru dan dosen?

Jika seluruh hitung-hitungan tadi ditotal, Nadiem butuh membeli kuota sebanyak 1.838.308.275 GB per bulan. Dalam empat bulan PJJ, Nadiem butuh membeli kuota 7.353.233.100 GB (7,35 miliar GB) untuk 49.190.834 orang. (red/LM)