Lensamandalika.com – Pemandangan tak biasa terjadi di salah satu pulau di Taman Nasional Komodo, Pulau Rinca, saat seekor komodo tampak berhadap-hadapan dengan truk proyek yang akan melintas.
Dalam sebuah unggahan foto yang ramai di media sosial, tampak kadal terbesar di dunia itu berada hanya jarak dalam beberapa meter dari bagian moncong truk yang membawa material proyek.
Truk pengangkut material tersebut merupakan bagian dari proyek pembangunan geopark yang digadang-gadang pemerintah bakal menjadikan TN Komodo serupa dengan “Jurassic Park”.
Secara keseluruhan untuk tahun 2020, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran sebesar Rp 902,47 miliar untuk mengerjakan 43 paket kegiatan infrastruktur di KSPN Labuan Bajo yang meliputi peningkatan kualitas layanan jalan dan jembatan, penyediaan sumber daya air, permukiman, dan perumahan.
Menanggapi pembangunan proyek Jurassic Park di Pulau Rinca itu, Founder Temannya Wisatawan, Taufan Rahmadi mengatakan bahwa hal tersebut harus segera dihentikan karena terganggunya kestabilan alam di Taman Nasional Komodo.
Selain itu, jika proyek tersebut terus dilanjutkan, Taufan khawatir bisa berdampak pada tercorengnya nama Indonesia dimata dunia lantaran tidak bisa menjaga Komodo yang merupakan hewan purba yang merupakan satwa nasional dan juga menjadi satwa yang dilindungi dunia.
“Keputusan Presiden (Kepres) No.4 tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional telah menetapkan bahwa Komodo merupakan Satwa Nasional yang harus didorong upaya perlindungan dan pelestariannya,” jelasnya.
Juru Bicara (Jubir) Sandiaga Salahuddin Uno bidang Pariwisata itu menegaskan bahwa pembangunan proyek Jurassic Park di Pulau secara terang-terangan bertentangan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
“Secara spesifik tertera pada pasal 19 yang mengatur mengenai pelarangan untuk melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan perubahan terhadap keutuhan kawasan suaka alam,” tegasnya.
Menurut Taufan, ketimbang pemerintah menghambur-hamburkan uang negara untuk hal kontroversial semacam pembangunan proyek ‘Jurassic Park’ yang telah secara sistematik meminggirkan masyarakat dari akses terhadap pembangunan itu, dirinya lebih menyarankan agar pemerintah lebih melakukan optimalisasi terhadap pelayanan dan penataan Taman Nasional Komodo.
Wisata di era New Normal seperti sekarang ini, lanjut Taufan lebih ke arah originalitas destinasi dan keberpihakan terhadap alam. Sehingga yang pemerintah perlu lakukan adalah memperketat kontrol terhadap habitat asli Komodo dan melakukan pembatasan aktifitas karena masih dalam masa pandemi.
“Yang terjadi saat ini malah sebaliknya, pemerintah berpeluang merusak habitat satwa nasional Komodo dengan aktifitas pembangunan proyek Jurassic Park di kawasan konservasi yang sebelum-sebelumnya sangat dijagat ketat,” kesal penulis buku Protokol Destinasi itu. (dwr/LM)