Lensamandalika.com – Mensos Juliari Batubara serius memastikan akurasi data penyaluran bansos bisa lebih akurat. Untuk itu, Juliari meminta kepada para pendamping Program Keluarga Harapan untuk berani ‘membersihkan’ penerima bansos yang sudah terlalu lama.
Ia mengaku kerap mendapat laporan jika ada warga yang selama 10 tahun terus menerus mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
“Kemudian ada yang mengatakan penerima PKH itu semuanya tergantung dari Kemensos. Nah, kan tidak begitu. Soal data penerima bantuan itu kan diproses dari desa/kelurahan termasuk dicek oleh pendamping PKH. Baru naik secara berjenjang kemudian baru disahkan oleh Kemensos,” kata Juliari di Jakarta, Minggu (22/11) dikutip dari Kumparan.
Juliari mengaku sadar akan pentingnya peran pendamping PKH dalam proses pemutakhiran data. Ia lalu menantang para pendamping untuk mengganti nama penerima PKH yang sudah terlalu lama, dan digantikan dengan yang lebih layak.
“Apakah pendamping berani mengganti nama-nama itu? Apa berani? Wah, yang bilang ‘berani’ hanya beberapa saja. Harus berani ya. Kalau tidak berani ya koordinator PKH yang kita ganti,” tegasnya.
Sementara Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Pepen Nazaruddin mengatakan bahwa target graduasi secara nasional adalah satu juta KPM PKH, pada bulan November telah mencapai 979.461 KPM. Provinsi Jawa Tengah tercatat telah menggraduasi sebanyak 230.085 KPM.
“Kabupaten Purbalingga tercatat menggraduasi sebanyak 5.390 KPM, sementara Kabupaten Pemalang tercatat menggraduasi sebanyak 6.277 KPM,” jelas Pepen. (red/Kum)