Lensamandalika.com – Provinsi NTB dengan dua pulau besar yang dimilikinya telah dianugerahkan oleh Allah SWT dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah. Pulau Sumbawa yang dikenal salah satunya dengan Emas, sedangkan pulau mungil Lombok, Allah titipkan keindahan Alam, laut dan gilin sehingga menjadikan pulau ini dikenal dengan sebutan serpihan surga firdaus. Tidak hanya itu, Lombok juga dikenal dengan pulau seribu masjid yang memberikan entitas kuat pada nilai religius masyarakatnya.
Lombok dengan value dan brand sebagai surga pariwisata menjadi magnet yang menarik bagi investor untuk menanamkan investasi di pulai ini.
Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor penggerak ekonomi NTB yang sangat signifikan. Menurut data kunjungan wisatawan dari Dinas Pariwisata (Dispar) NTB, sepanjang tahun 2019, wisatawan yang berkunjung ke NTB sebanyak 3,7 juta wisatawan.
“Keindahan alam yang kita miliki, insyaallah akan kami manfaatkan sebaik baiknya untuk memenuhi PAD kita, sehingga nantinya hasil dari pariwisata tersebut akan kita jadikan sebagai sala satu penunjang pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Loteng,” kata Cabup nomor urut 3 Masrun, Minggu (29/11) kemarin.
Dikatakannya, sektor pariwisata di pulau Lombok menjadi salah satu sektor utama setelah pertanian. Hidupnya sektor pariwisata bisa memberikan multiplier effect ke sektor lainnya sebut saja pertanian, perkebunan, transportasi, UMKM dan lain sebagainya.
Lombok tengah sebagai salah satu kabupaten yang mengandalkan sektor pariwisata sangat diuntungkan dengan adanya pembangunan mega proyek penunjang di kawasan Mandalika termasuk salah satunya pembangunan sirkuit MotoGP.
Selanjutnya, keberadaan Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid yang berada di Loteng yang menjadi pintu masuk serta sebagai sketsa wajah NTB. Posisi Loteng mempunyai peran yang sangat strategis karena menjadi akses utama para wisatawan yang datang dari luar negeri dan domestik. Posisi strategis yang dimiliki Loteng menjadi keuntungan tersendiri yang dapat dimanfaatkan oleh kabupaten dengan jargon Tatas Tuhu Trasna.
“Yang jelas saat ini, Loteng adalah pintu masuk NTB, dan ini harus kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya, apalagi paket Masrun-Habib terpilih sebagai Bupati dan wakil Bupati, insyaallah semua kelebihan yang kita miliki akan dimanfaatkan untuk kemajuan Loteng demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Loteng,” Paparnya.
Kontestasi Pilkada 9 Desember 2020 tinggal menghitung hari, oleh karena itu pihaknya berharap, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk mencari sosok pemimpin Loteng lima tahun kedepannya. Tentu yang diharapkan adalah pemimpin yang amanah, mampu membawa Loteng lebih maju dan rakyatnya semakin sejahtera.
“Saya berharap, momen pilkada ini bisa dimanfaatkan untuk memilih calon pemimpin yang memiliki kepedulian untuk daerah dan masyarakatnya, sebab jika salah memilih 5 tahun penderitaan akan kita nikmati,” ujarnya.
Diakuinya, pihaknya bersama H. Habib dengan jargon Lombok Tengah Mendunia, Sejahtera warganya dan Agamais daerahnya, merupakan satu-satunya paslon yang memiliki kepekaan terhadap kemajuan pariwisata.
Sebab dengan mengusung jargon tersebut, menjadikan salah satu entitas yang kuat dan melekat memajukan sektor pariwisata yang memang menjadi salah satu sektor unggulan yang dimiliki Loteng.
Sementara itu Juru Bicara (Jubir) pasangan Manthab, Agus Wahaji mengaku, ditengah kemajuan Loteng saat ini, Umara dan Ulama lah sangat tepat menjadi pimpinan di bumi Tatas Tuhu Trasna.
Umara ada di H. Masrun, dengan pengalaman dan kemampuan yang dimilikinya, baik pengalaman menjadi birokrat sekaligus menjadi pengusaha, sehingga tidak heran beliau menjadi calon Bupati yang sudah paham dan mengerti kondisi serta kebutuhan masyarakat Loteng.
Selanjutnya calon wakil Bupati H. Habib Ziadi representasi pemimpin melinial, pengusaha, ulama dan dari segi ekonomi sudah selesai dengan dirinya. sebelum terjun ke dunia politik, beliau juga konsen di dunia sosial.
“Kombinasinya ini, Insyaallah akan mampu membawa Loteng sejahtera rakyatnya agamais daerahnya,” tegasnya
Dikatakannya, jika memetik pendapat Abraham Maslow, dari piramida dasar manusia yang paling utama adalah aktualisasi diri. Setelah manusia selesai dengan kebutuhan pribadinya maka yang terakhir adalah mendedikasikan dirinya untuk bermanfaat ditengah masyarakat.
“Keberadaan paket ini jika berbicara ekonomi, insyaallah beliau berdua ini orang berada, tinggal memikirkan kemajuan daerahnya dan mensejahterakan masyarakatnya,” tutupnya. (red/LM)