Lensamandalika.com – Tewasnya salah seorang anggota TRC, Lalu Bambang Budianto dalam kecelakaan tragis Rabu (6/1) sore menyisakan duka dan masalah. Banyak pihak yang merasa kehilangan, sementara di sisi lain ada rasa miris.
Korban rupanya belum menerima honor selama 10 bulan. Kenangan pahit lainnya yang dikenang dari korban, sempat mengajukan pinjaman uang untuk kebutuhan hidup sehari hari.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Lotim, Iwan Setiawan mengakui soal hak yang belum diterima korban. Namun bukan karena faktor kelalaian, tapi karena ada mekanisme yang harus dijalankan.
Bahwa sesuai Perbup, masa kerja honorer yang dapat dibayar yakni antara 1 sampai 5 tahun. Besarannya Rp500 ribu. Sementara almarhum masuk sebagai honorer sehak Maret 2020, sehingga masa kerjanya belum genap satu tahun. Sehingga kebijakannya akan dirapel.
“Khusus untuk Lalu Bambang, honor selama 10 bulan ini belum keluar. Honornya direncanakan keluar pada 11 Januari 2021,” aku Iwan usai melayat dirumah duka, dikutip dari kicknews.today, Kamis (7/1).
Iwan melanjutkan, almarhum Bambang masuk menjadi tenaga honorer sekitar bulan maret 2020, pada saat itu anggaran sudah diketok sehingga tak bisa dibayarkan sesuai kebijakan. Sehingga honornya direncanakan dirapel setelah masuk tahun 2021 untuk kinerja selama 2020.
Ada cerita miris lainnya dari korba, Almarhum Bambang menyisakan pekerjaan yang belum ia tuntaskan, yaknimengurus peminjamannya di salah satu badan usaha untuk istrinyanya.
“Almarhum kemarin minta izin simpan pinjam di Koperasi, entah dimana. Katanya untuk usaha istrinya. Ini menjadi perhatian kami di BPBD,” tambahnya.
Pihaknya kini selain memikirkan soal honor yang belum terbayar, juga memastikan penghargaan kepada personel Bambang dan M Zaini, dua anggota TRC yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
Pihaknya memastikan para korban akan diberikan penghargaan oleh pemerintah. Sebab personel itu gugur saat menjalankan tugas yang dibebankan oleh pemerintah.
“Usai pemakaman kami akan rembukkan, ini menjadi hutang budi Pemerintah Lombok Timur,” katanya.
Sementara Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi saat melayat menyampaikan duka mendalam. Tenaga honorer yang menjadi korban ini dinilai menjadi andalan BPBD Lombok Timur. Karena skill dan dedikasnya, sehingga sulit mencari penggantinya.
“Semoga jasa para petugas uni mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah dan keluarga yang ditinggal dari diberikan kesabaran dan ketabahan,” harapnya.
Kedepannya akan direncanakan para personel BPBD yang memiliki pekerjaan dengan resiko tinggi akan diasuransikan. Bukan hanya itu, para pejuang BPBD untuk menggunakan pakaian sesuai dengan standar operasional dalam bekerja.