Lensamandalika.com – Norwegia menyatakan kekhawatirannya terhadap keamanan vaksin Pfizer terhadap lansia setelah 29 orang meninggal, bertambah dari 23 orang.

Temuan ini membuat Norwegia mengambil kesimpulan kalau penggunaan vaksin COVID-19 terhadap lansia terlalu berisiko. Pihak Pfizer dan BioNTech pun sedang bekerja sama dengan pihak pemerintah Norwegia untuk meneliti kasus tersebut.

“Jumlah insiden sejauh ini belum mengkhawatirkan dan masih sesuai ekspektasi,” tulis Pfizer dalam keterangannya, seperti dikutip detikINET dari Bloomberg, Minggu 17/1/2021).

Sebelumnya, jumlah orang yang meninggal adalah 23, namun kini bertambah enam orang. 13 dari 23 orang yang meninggal itu adalah pasien di rumah jompo. Pejabat setempat menyebut mereka meninggal karena efek samping pasien.

Penyebab kematian yang sebenarnya memang belum terungkap, namun saat ini Norwegia memang sudah memberikan setidaknya satu dosis vaksin ke 42 ribu orang, dan difokuskan pada orang-orang yang paling berisiko terhadap virus Corona, termasuk lansia.

Sejauh ini memang hanya vaksin buatan Pfizer dan BiNTech SE tersebut yang tersedia di Norwegia. Dan dalam keterangan tertulisnya, Norwegian Medicines Agency (NOMA) menyebut semua kematian tersebut terkait dengan vaksin Pfizer.

“Ada 13 kematian yang sudah selesai diteliti, dan kami mengetahui ada 16 kematian lain yang saat ini dalam proses penelitian,” tulis NOMA.

“Reaksi umum terhadap vaksin termasuk demam dan mual, yang mungkin menyebabkan hasil yang fatal untuk beberapa pasien yang lemah,” kata dokter kepala Norwegian Medicines Agency (NOMA), Sigurd Hortemo.

13 Pasien manula ini umurnya setidaknya 80 tahun. Pemerintah Norwegia nampaknya tidak terlalu khawatir, namun mereka memfokuskan diri dengan menyesuaikan panduan untuk pasien akan menerima vaksin Corona.

Sejauh ini laporan terkait reaksi alergi akibat penggunaan vaksin tersebut terbilang langka. Contohnya di AS, hanya ada 21 kasus selama 14 sampai 23 Desember, dari sekitar 1,9 juta orang yang divaksin menggunakan vaksin Pfizer. (Red/det)