Lensamandalika.com – Merebaknya isu tidak transparannya pihak ITDC dalam proses rekrutmen petugas Marshal membuat berbagai kalangan bersuara. Bahkan, tak hanya bersuara lantang di media, beberapa organisasi di Kecamatan Pujut seperti Karang Taruna Kecamatan (KTK) mendatangi Kantor ITDC di Kuta, Rabu (7/4) kemarin.
Tidak hanya KTK Pujut, sebelumnya di hari yang sama, Solidaritas Warga Inter Mandalika (SWIM) dan Forum Kepala Desa (FKD) Kecamatan Pujut juga menggelar audiensi dengan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) selaku perwakilan dari ITDC di Novotel Coralia Lombok.
Kehadiran FKD Kecamatan Pujut untuk mendesak MGpa agar meminta ITDC menjelaskan perihal acara pelatihan 450 calon petugas Marshal MotoGP Sirkuit Mandalika yang diselenggarakan di Aula gedung PSLT , Selasa (6/4) lalu.
Ketua KTK Pujut, Sri Anom Putra Sanjaya menegaskan, pihaknya meminta agar MGPA dan ITDC melibatkan Karang Taruna sebagai perwakilan pemuda secara terbuka dalam rekrutmen petugas Marshal.
Selain itu, pihaknya juga menuntut agar minimal 65 persen untuk kebutuhan petugas Marshal harus dari Kecamatan Pujut. Tidak hanya itu, pihaknya juga meminta agar kedepan KTK Pujut bersama MGPA dan ITDC mengundang Karang Taruna Desa di seluruh desa di Pujut untuk mensosialisasikan masterplan pembangunan KEK Mandalika.
Hal tersebut menurut Anom sapaan akrabnya, agar apa yang menjadi hajatan pemerintah pusat itu diketahui dan dipahami oleh masyarakat secara umum, sehingga masyarakat segera mempersiapkan diri.
“Kami datang bersama pengurus Karang Taruna Kecamatan Pujut dan Ketua Karang Taruna Desa di beberapa desa termasuk Desa Kuta,” ungkap Anom.
“Kami juga meminta kebutuhan tenaga kerja yang lainnya nanti harus melibatkan pemuda melalui Karang Taruna Kecamatan Pujut dan alhamdulillah itu disetujui,” sambungnya.
Dari pertemuan terbatas tersebut, Anom menjelaskan bahwa pihak MGPA mengakui tentang kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan para pemangku kepentingan utama di Kecamatan Pujut. Khususnya di desa-desa penyangga dalam proses awal rekrutmen.
“Berangkat dari situasi tersebut, MGPA menyetujui bahwa rekrutmen calon tenaga Marshal khusus untuk Kecamatan Pujut akan dibuka kembali. Sebagai mitra dalam proses rekruitmen, MGPA sepakat melibatkan Karang Taruna Kecamatan Pujut sebagai representasi dari organisasi kepemudaan di kecamatan Pujut,” tegasnya.
Sementara itu, I Made Pari Wijaya yang merupakan head oerations project The Mandalika menjelaskan bahwa ITDC sangat mengapresiasi kedatangan pemuda dari KTK Pujut. Dirinya pun menegaskan jika pihaknya ingin terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan semua pihak di Pujut, termasuk KTK Pujut maupun KTD.
Karang Taruna, kata Pari, merupakan generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan dan pengembangan Mandalika dan sekitarnya. Untuk itu, kedepan antara ITDC dan pihak terkait di Pujut harus menyamakan visi dan langkah bersama. Sebab, kisruh perihal perekrutan calon peserta Marshal ini terjadi menurutnya karena minimnya komunikasi saja.
“Makanya mari untuk ke depan dan berikutnya kita meningkatkan koordinasi itu karena saya juga bagian dari karang taruna sewaktu saya muda,” ajaknya.
Pari juga menambahkan bahwa pihaknya menyambut baik apa yang ditawarkan Ketua KTK Pujut untuk mengundang seluruh ketua KTD se-Kecamatan Pujut ke depannya. Agar bagaimana mereka bisa mendapatkan sosialisasi perihal pembangunan Mandalika ke depan dan bagaiamana tahap penyelenggaraan event MotoGP.
“Sekali lagi, kami akui kurang koordinasi selama ini. Sehingga ke depan mari kita pererat itu semua agar tujuan dari adanya pembangunan bisa kita rasakan bersama,” pungkasnya. (Red/LM)