Lensamandalika.com – Selain melakukan penyeketan dan pembatasan terhadap warga yang hendak mengunjungi tempat-tempat wisata demi menghindari kasus positif corona yang semakin meningkat, aparat Kepolisian dari Resor Lombok Tengah juga melakukan pembatasan aktifitas terhadap para pedagang asongan yang biasa berjualan di Mandalika, Pantai Kuta.

Pembatasan dan penyekatan tersebut diberlakukan sejak 15 Mei 2021 hingga berakhirnya masa libur lebaran. Puncaknya diperkirakan pada peringatan Lebaran Topat pada Kamis, 20 Mei mendatang.

Kebijakan tersebut tak ayal menuai protes dari warga. Protes datang bukan hanya dari warga yang hendak berwisata, namun juga dari pedagang asongan yang menolak membubarkan diri demi menghindari kerumunan yang dapat memperbesar potensi penularan virus corona.

Adalah Inaq Unggul, salah satu pedagang asongan di Mandalika Beach Park yang melakukan protes keras karena diminta meninggalkan tempatnya berjualan oleh aparat.

Aksi protesnya terekam melalui sebuah video berdurasi 30 detik yang ramai beredar di sosial media, dirinya protes dengan menggunakan bahasa Inggris dengan logat selatan yang amat kental.

“I am action now here, you know and understand. But you in the picture with me no problem, I am big sad now here, Come on… until One million picture no problem. I am happy did my children,” protes Inaq Unggul karena divideokan entah oleh pengunjung atau aparat.

Menyikapi protes tersebut, aparat kepolisian tampak dengan menggunakan megaphone terus dengan sabar membujuk pengunjung dan pedagang asongan agar segera pulang dan membubarkan diri dari lokasi wisata.

“Kami minta tolong ibu ya, Bapak-Ibu pulang dulu bawa jualannya,” ungkap Polisi yang membawa megaphone.

“Ayo yang lain silahkan bergegas,” sambung aparat yang lain.

Inaq Unggul tetap menolak untuk pulang dan memilih bertahan dengan barang jualannya dari nasi bungkus, makanan dan minuman ringan hingga kain tenun khas Lombok.

“Saya ndak pulang nak, saya ndak pulang nak,” kata Inaq unggul berulang kali.

https://www.facebook.com/watch/?v=295850458838855

Saking uniknya logat bahasa inggris tersebut, DR. Muazar Habibi melalui laman facebook pribadinya turut mengunggah video protes Inaq Unggul.

“I am standing with you mother, great Lombok mother,” tulis Pengasuh Pesantren Lenterahati Islamic Boarding School, yang juga seorang Psikolog dan Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mataram itu. (red/LM)