Lensamandalika.com – Pemerintah pusat sedang menggembar-gemborkan kebijakan Work From Bali (WFB). Tak hanya itu, Lombok hingga Labuan Bajo jadi daerah berikutnya.

Mula-mula, Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan bahwa kebijakan WFB masih dalam tahap koordinasi. Ia berharap program itu bisa terlaksana di kuartal ketiga 2021.

“Sampai saat ini kebijakan Work From Bali yang dilakukan oleh Kemenko Marves masih dalam tahap koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait. Kita harapkan ini bisa finalisasi pada kuartal ketiga. Semoga program ini bisa tepat manfaat, tepat sasaran, dan tepat waktu,” terang Sandi dalam temu wartawan mingguan, dikutip dari detikcom, Rabu (2/6/2021).

Menparekraf Sandi berharap bahwa program ini akan mempercepat pemulihan ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

Ia juga mengungkapkan data BPS terkait Perkembangan Pariwisata Provinsi Bali pada Februari 2021 tingkat Penghunian Kamar (PTK) pada Februari 2021 untuk hotel bintang 8,99%. Rata-rata lama menginap pada Februari 2021 untuk hotel bintang 2,67 hari atau -0,83 poin (m-o-m) dan untuk hotel non bintang 1,89 hari atau +0,13 poin (m-o-m).

“Target yang termasuk ke dalam perumusan yaitu sekitar 25 persen ASN yang sesuai dengan bidangnya untuk melakukan work from bali. Itu berarti ada sekitar 25 persen hunian hotel yang akan terisi di wilayah Nusa Dua ketika program ini diluncurkan,” terang Sandi.

“Dengan kebijakan yang tengah dijalankan pemerintah untuk mendorong ASN serta pihak swasta berkegiatan di Bali diharapkan semakin meningkatkan jumlah keterisian kamar serta lama tinggal wisatawan sehingga memberikan multiplier effect yang besar bagi pertumbuhan ekonomi Bali,” imbuh dia.

Pemilihan Nusa Dua, kata Sandi, karena daerah tersebut telah ditetapkan sebagai green zone oleh pemerintah provinsi setempat. Nusa Dua juga dipilih karena visitor management yang telah berjalan dengan baik, sehingga memudahkan untuk melakukan pengawasan terutama dalam penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

“Selain itu, didorong dengan infrastruktur telekomunikasi dan internet yang menopang,” ujar Sandi.

“Kami tentu mendorong daerah-daerah lain juga dapat melakukan hal yang sama dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin seperti di Ubud dan Sanur yang juga ditetapkan oleh Pemda setempat sebagai green zone,” imbuh dia.

Tak hanya Work From Bali, Sandi juga menginginkan daerah wisata lain bisa jadi sasaran kebijakan ini. Nantinya, diharap tercipta Work From Lombok hingga Labuan Bajo.

“Tidak menutup kemungkinan daerah-daerah pariwisata lainnya juga diberlakukan kebijakan serupa, seperti Work From Lombok atau Work From Labuan Bajo. Saya sendiri telah melakukan kegiatan Work From Bali sejak kuartal pertama di tahun 2021, tentu berdampak pada tingkat efisiensi kerja, karena kualitas udara yang bersih, pemandangan yang indah,” kata dia.

“Untuk itu kita harapkan program WFB ini dapat memperlihatkan hasil yang maksimal,” imbuh dia. (red/LM)