Lensamandalika.com – Kopi Kampoeng Rinjani merupakan olahan kopi di Desa Lantan Kecamatan Batukliang Utara Kabupaten Lombok Tengah. Olahan kopi tersebut dipilih dari biji kopi berkualitas yang langsung di petik di perkebunan yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Rinjani.

Kopi Kampoeng Rinjani merupakan kopi jenis Robusta yang di tanam di ketinggian 200-800 meter di atas permukaan laut dengan temperatur hingga 30 derajat celcius.

Minum kopi di Pulau Lombok bagian dari kebiasaan atau budaya yang tidak bisa di tinggalkan. terbukti dengan setiap ber-silaturrahmi atau bertamu ke rumah tetangga. sahabat dan kerabat, maka hampir wajib kita disuguhi kopi. budaya ngayo, betemoe atau bersilaturrahim menjadi kebiasaan masyarakat pedesaan.

Berdasarkan data statistik di Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah keluarga miskin di Indonesia kini mencapai  28 066.550 keluarga.  Data tersebut menjadi satu tugas pemerintah bersama seluruh pihak termasuk warga negara untuk menanggulangi kemiskinan yang terjadi di Indonesia dengan cara menggiatkan kegiatan Usaha Kecil Menengah (UKM). Hal tersebut mengingat 98,8 % usaha yang di jalankan di Indonesia adalah UKM.

Berawal dari itulah salah satu pemuda dari Desa Lantan yang akrab di kenal melalui media sosial facebook dengan nama Herman Angin Daye memulai usaha pembuatan kopi bubuk yang di beri nama Kopi Kampoeng Rinjani.

Kegiatan usaha yang sedang di jalankan diharapkan dapat memperluas lapangan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kesajahteraan keluarga di Kawasan Utara Lombok Tengah khususnya dan keluarga Indonesia pada umumnya, sehingga jumlah keluarga miskin di Indonesia dapat berkurang secara bertahap.

Usaha kopi saat ini, kata Herman adalah salah satu usaha yang sangat digandrungi terlebih oleh kaum milenial. Hal tersebut menurutnya bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan inovasi dan kreatifitas dalam mengembangkan Sumber Daya Manusia  (SDM) dalam mengelola hasil alam yang cukup berlimpah ruah.

“Usaha kopi itu lagi seksi-seksinya sekarang ini. Prinsipnya adalah selalu melihat keadaan sebagai peluang, dan harus segera dimulai tanpa di tunda-tunda. Kalau bukan dimulai berwirausahanya dari sekarang terus kapan lagi,” tegasnya.

Di kawasan Utara Lombok Tengah, khususnya di Batukliang Utara (BKU), terdapat sekitar 5 kelompok yang bergelut pada usaha pengolahan kopi bubuk, salah satunya adalah kelompok Kopi Kampoeng Rinjani yang ada di Desa Lantan.

“Beberapa pengusaha kopi yang ada saat ini tidak akan dijadikan sebagai saingan, akan tetapi kita harus saling mendukung antar sesama pengusaha, prinsip yang harus dikedepankan dalam memajukan usaha adalah sukses dengan cara berjamaah,” katanya.

Kedepan, dengan semakin gencarnya pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Herman memprediksikan bahwa akan semakin banyak olahan-olahan kopi khas daerah yang bisa di tawarkan kepada tamu-tamu dari luar negri ataupun tamu dalam negri.

“Karena potensi pariwisata saat ini cukup banyak diminati di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Pulau Lombok pada khususnya. Kopi Kampoeng Rinjani bagian dari komoditas yang dapat di tawarkan kepada para wisatawan yang akan menghabiskan waktu berlibur di Pulau Lombok,” ungkapnya optimis.

Terkait hal tersebut, Ketua Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) Kabupaten Lombok Tengah Lalu Sandika Irwan mengatakan bahwa pihaknya akan menjembatani antara calon buyer dan Pemilik produk UMKM di Lombok Tengah. Terkhusus untuk pasar luar negeri.

“Saya berharap kita terus menjaga dan memperbaiki kualitas produk UMKM kita sebagai bagian dari jaminan kepuasan pelanggan sehingga mereka akan beli lagi beli lagi,” jelasnya.

“Dan Masata hadir untuk memastikan quality control itu,” imbuhnya.

Saat ini, kata Dika sapaan akrabnya, Beberapa sampel produk UMKM Lombok Tengah sudah ke berbagai negara Asia hingga Eropa.

“Beberapa waktu lalu sudah kita kirim ke beberapa negara tetangga, selain itu juga dikirim ke Belanda dan Turki,” terangnya. (red/lm)