Lensamandalika.com – Demo anti wahabi yang diikuti oleh ribuan massa aksi mengepung kantor Bupati Lombok Timur, Rabu (5/1/2022). Massa aksi mengatasnamakan keluarga besar Tuan Guru H Ali Batu. Mereka melakukan long march dari kantor pertanahan menuju Kantor Bupati Lombok Timur.
Salah satu orator pada aksi tersebut, Satriawan bin TGH Abdul Azim bin TGH Ali bin TGH Ahmad bin TGH Ali Batu mengatakan bahwa aksi tersebut untuk menunjukkan bahwa ahlaqul qarimah yang ditinggalkan oleh TGH Ali Batu tetap terjaga hingga saat ini.
Dirinya mengajak agar seluruh massa aksi kondusif dan tidak melakukan hal-hal anarkis.
“Atas nama keluarga besar TGH Ali Batu, tidak boleh terjadi sesuatu, tidak boleh ada yang dicederai, tidak boleh ada yang rusak, jagalah tata krama yang ditinggalkan oleh TGH Ali Batu,” tegasnya.
Dirinya mengungkapkan rasa terimakasih kepada Bupati dan Kapolres Lombok Timur yang begitu tulus mengawal massa aksi.
“Ini adalah bentuk kepedulian pejabat yang melayani masyarakat. Ditengah demokratisasi seperti saat ini, pemerintah harus dekat dengan rakyat,” katanya.
Diungkapkannya, demonstrasi yang dilakukan bukan untuk mendemo pemerintah kabupaten Lombok Timur, namun lantaran merasa terusik atas statemen dan pemikiran yang tidak pada tempatnya oleh seorang tokoh agama.
“Tolong hentikan, tolong disortir penceramah yang tidak toleran. yang suka memecah belah. ini yang kami mohon kepada bapak Bupati, bapak Kapolres agar segera ditindaklanjuti,” katanya mengutip pada sebuah video yang beredar di akun facebook milik Vitamale Ilham.
Dirinya mewakili massa aksi meminta kepada Kapolres Lombok Timur agar segera memproses Ust Mizan Qudsiyah (MQ), pimpinan pondok pesantren As-Sunnah Lombok yang diduga telah melontarkan ujaran kebencian melalui salah satu ceramah yang videonya beredar luas di media sosial beberapa waktu yang lalu.
“Mizan Qudsiyah adalah orang baik, orang yang mengerti. Tapi kenapa dia menukil hal yang tidak baik. Mohon segera diproses, kalau tidak kami akan melakukan aksi yang lebih besar,” tegasnya. (red/lm)