Lensamandalika.com – Gelaran world superbike (WSBK) di sirkuit Mandalika usai sudah. Pembalap Pata Yamaha Brixx berkebangsaan Turki, Toprak Razgatlioglu berhasil menyapu bersih semua sesi balapan.
Toprak berhasil finish terdepan saat Race 1. Dilanjutkan dengan Superpole Race, Toprak juga berhasil menduduki posisi teratas mengungguli pembalap lainnya, begitu juga dengan Race kedua, toprak berhasil memunggungi Alvaro Bautista dari Aruba IT Ducati Racing dan Jonathan Rea dari Kawasaki Racing Team.
Meski begitu, raihan poin yang didapatkan Toprak belum mampu menyalip Alvaro Bautista. Hal tersebut membuat pembalap berkebangsaan Spanyol itu secara meyakinkan merebut mahkota juara dunia WSBK 2022 dari tangan Toprak.
Salah satu hal menarik dan unik serta menjadi pembeda dari gelaran WSBK di Indonesia adalah keberadaan para pedagang asongan di kawasan Mandalika.
Sejak hari pertama hingga ketiga, para pedagang tersebut tak kalah padat dengan keberadaan penonton. Namun ternyata hal tersebut berbanding terbalik dengan penghasilan mereka.
Pedagang asongan asal Desa Kawo Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, Muhtar mengatakan terjadi penurunan drastis pada pendapatannya saat gelaran WSBK kemarin.
Dikonfirmasi langsung pada Senin (14/11/2022) di depan Sirkuit Mandalika, Muhtar menyebut penghasilannya jauh lebih tinggi saat MotoGP ketimbang WSBK. Meskipun jumlah penonton WSBK berhasil memecahkan rekor terbanyak, penghasilan para pedagang asongan jauh berkurang dibanding saat MotoGP.
“Kalau MotoGP jauh bedanya, untung yang saya dapatkan selama tiga hari sampai bisa buat beli mobil Pickup, kalau WSBK ini turun drastis. hanya ratusan ribu,” bebernya.
Terlebih lagi, kata Muhtar, dirinya dan para pedagang asongan lainnya sempat diusir petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Sat-POLPP) pada hari kedua.
“Hari kedua kemarin Zonk, tidak ada satupun yang laku karena kami yang di bagian timur ini diusir petugas. Kami pindah ke sebelah barat tapi numpuk sama pedagang yang lain,” jelasnya.
Senada dengan Muhtar, pedagang asongan lainnya mendapatkan hal yang sama. Diungkapkannya, penonton di WSBK di dominasi oleh penduduk lokal NTB sehingga daya beli jauh menurun jika dibandingkan dengan MotoGP.
“Yang datang orang Sasak, orang Lombok semua. Jadi belanjanya nggak banyak,” ungkapnya.
Keterangan selengkapnya mengenai penghasilan pedagang asongan di Sirkuit Mandalika pada gelaran World Superbike bisa disaksikan pada video berikut ini.
(red/lm)