Lensamandalika.com – Masih membekas dalam ingatan warga Desa Tumpak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Desember 2022 lalu, jembatan yang menghubungkan Desa Tumpak dengan Desa Pengembur putus total akibat derasnya aliran air hujan.
Tak ingin berlarut dengan musibah tersebut, Pemerintah Desa setempat langsung melaporkan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemda) Lombok Tengah, yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, namun hingga kini, jembatan yang bernilai vital itu belum jua ada perbaikan.
Tidak adanya respon Pemda Loteng tersebut, tak lantas membuat warga Tumpak patah arang. Mereka akhirnya membentuk Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) untuk memperbaiki jembatan tersebut secara swadaya, gotong royong dengan alat, bahan, dan juga dana seadanya.
Diketahui, keberadaan jembatan putus tersebut dilintasi oleh jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Tumpak dengan Desa Pengembur.
“Kami sudah laporkan hal ini ke pemda Loteng dan saya yakin pemda juga sudah baca di media masa, namun entah kenapa sampai sekarang tidak ada respon,” ungkap Kepala Dusun di Desa setempat Mawardi, Ahad (15/1/2023).
Jembatan darurat terpaksa pihaknya bangun sementara, mengingat pentingnya aksesibilitas warga yang beraktifitas melintasi jalan tersebut.
“Aktifitas masyarakat kami tidak maksimal, sebab jembatan ini satu satunya jalan mereka melakukan aktifitas sehari hari, sedangkan yang kita harapkan tidak pernah peduli, sehingga kami bersama masyarakat melakukan gotong royong bangun ulang dengan menggunakan bahan kayu dan bambu,” ungkapnya.
“Minta tolonglah pak Bupati, bila perlu bangun juga Jembatan 459 di bekas jembatan kami yang rusak ini,” ungkapnya haru.
Hal senada disampaikan ketua TSBD Desa Tumpak Mahyudin, perihal bencana dan pengajuan perbaikan jembatan sudah ia laporkan, namun berdasarkan informasi yang ia Terima, anggarannya masih dalam proses mengajukan ke BPKAD Loteng.
“Infonya masih mengajukan, kalau itu kita tunggu masyarakat kami tidak bisa beraktivitas, makanya kita bangun ulang dengan cara gotong-royong,” Katanya.
Dari hasil Gotong royong tersebut lanjutnya, jembatan sementar sudah bisa dilewati masyarakat dalam melakukan aktifitas.
“Alhamdulillah nilai gotong royong di desa kami masih kental, kurang sehari dikerjakan, jembatan tersebut sudah bisa dilewati,” terangnya.
Mengingat jembatan baru yang dibangun tersebut bersifat tidak permanen, sementara waktu hanya bisa dilewati pejalan kaki dan roda dua, sedangkan untuk roda empat, mohon maaf harus melewati jalur memutar yang memakan waktu tempuh lebih lama.
“Kalau roda 4 jembatan ini tidak bisa dilewati, jika ada masyarakat mau ke kantor desa dengan menggunakan roda 4 harus putar dulu lewat Desa Prabu,” ujarnya.
Kendati sudah bisa dilewati, namun kekekhawatiran tetap ada sebab pihaknya ndak yakin bisa bertahan lama. Untuk itu pihaknya tetap berharap Pemda Loteng segera melakukan perbaikan, agar jembatan tersebut bisa difungsikan seperti sediakala. (red/lm)