Lensamandalika.com – DPC Masata Lombok Tengah bekerja sama dengan 10 Billion Strong, Ocean Recovery Alliance, dan Yayasan Kebon Sepatu mengadakan Green Leader Workshop pada 17-18 Maret 2023 bertempat di ruang rapat Bappeda, Kompleks Kantor Bupati Lombok Tengah.

PIC kegiatan, Yulia Prayanti mengatakan acara tersebut bertujuan untuk membantu mengembangkan dan membudayakan kepemimpinan lingkungan di komunitas-komunitas yang ada di Nusa Tenggara Barat.

Alumni program 10 Billion Strong itu mengatakan, acara tersebut dihadiri oleh peserta dari berbagai latar belakang, termasuk mahasiswa, aktivis lingkungan, ketua Karang Taruna dari berbagai desa, dan para profesional.

“Green Leader Workshop bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang keberlanjutan lingkungan dan pariwisata berkelanjutan kepada aktivis lingkungan dan pemimpin muda di komunitas,” jelasnya.

Sementara itu dalam sambutannya, Ketua MASATA Lombok Tengah, Lalu Sandika Irwan menekankan pentingnya kolaborasi masyarakat dalam mengatasi masalah pengelolaan limbah organik dan anorganik di lingkungan dan daerah pariwisata.

Ia juga menegaskan bahwa pengelolaan limbah adalah tanggung jawab bersama. Semua komponen masyarakat dan pemangku kepentingan harus bekerja sama untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat.

“Kita semua harus bertanggung jawab atas pengelolaan limbah. Masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan semua pihak harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini,” katanya.

Sandika juga menyoroti pentingnya pengelolaan limbah di sektor pariwisata. Menurutnya, kebersihan dan keberlanjutan lingkungan adalah faktor penting dalam menarik wisatawan untuk datang dan berkunjung ke suatu daerah.

“Kebersihan dan keberlanjutan lingkungan adalah faktor penting dalam industri pariwisata. Jika lingkungan bersih dan sehat, akan menarik wisatawan untuk datang dan berkunjung lagi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapeeda) Kabupaten Lombok Tengah yang diwakili oleh Kepala Bagian Perencanaan Pembangunan Ekonomi, Dalilah mengapresiasi Workshop Green Leader yang diinisiasi oleh Masata Lombok Tengah dan 10 Billion Strong.

Menurutnya, kegiatan tersebut sangat penting karena mampu mendorong partisipasi aktif dari masyarakat dalam upaya menjaga pembangunan lingkungan dan pariwisata yang berkelanjutan di Kabupaten Lombok Tengah.

“Lombok Tengah memiliki banyak potensi alam dan pariwisata yang perlu dipelihara dan dikembangkan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini, diharapkan para pemimpin muda ditengah masyarakat dapat memainkan peran penting dalam menjaga pembangunan lingkungan dan pariwisata yang berkelanjutan, khususnya di wilayah kita ini,” ujar magister studi lingkungan dari Negara Kanguru tersebut.

Hal senada juga diungkapkan oleh Patrick, Direktur 10 Billion Strong, yang juga mengikuti kegiatan secara daring. Dia mengungkapkan harapannya bahwa acara ini dapat memberikan kontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya. 10 Billion Strong adalah organisasi global yang berkomitmen untuk memperjuangkan keberlanjutan dan keadilan sosial.

Selanjutnya, Ibu Akke dari Yayasan Kebon Sepatu menyampaikan harapannya untuk pariwisata berkelanjutan di Lombok dan Sumbawa, khususnya yang mencakup semua kegiatan olahraga air yang menggunakan tenaga angin, arus air, dan energi surya sebagai kekuatan manusia utama.

Pendekatan tersebut menurutnya akan memberikan identitas ekowisata yang unik bagi Pariwisata NTB dengan menekankan pentingnya keberlanjutan lingkungan dan penggunaan sumber daya alam yang bertanggung jawab. Pendekatan seperti ini dapat bermanfaat bagi masyarakat setempat dan lingkungan, mempromosikan hubungan yang lebih harmonis antara pariwisata dan alam.

Selama acara, peserta menerima materi tentang Pariwisata Berkelanjutan, Kemitraan & Organisasi Komunitas, Kepemimpinan Lingkungan, Pengelolaan Limbah, dan Pembangunan Gerakan Lingkungan. Materi-materi tersebut diharapkan menjadi bekal bagi peserta untuk terus berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan di NTB Lombok.

Selain kegiatan di dalam ruangan, pada hari kedua acara, 18 Maret 2023, peserta juga melakukan praktik Pengelolaan Limbah (Organik) di BSF Sengkol dan Praktik Pengelolaan Limbah (Plastik) di Bank Sampah PT. Bank Sejahtera, Tanak Awu, Kecamatan Pujut.

Yudi salah satu peserta dari kecamatan Pujut menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada MASATA Lombok Tengah dan semua pihak yang telah menyelenggarakan kegiatan workshop ini. Ia berharap program senada bisa terus berlanjut dan menjangkau pemimpin-pemimpin komunitas di desa-desa yang ada di Nusa Tenggara Barat.

“Terima kasih dan bangga sudah bisa menjadi bagian dari kegiatan luar biasa ini, semoga terus berlanjut,” ungkapnya disela – sela kegiatan workshop. (red/lm)