Lensamandalika.com –Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Lombok tengah dan Kota Mataram  menggelar aksi demonstrasi evaluasi kinerja Direksi Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Mandalika, Selasa (27/06) pagi.

Aksi tersebut merupakan buntut dari ruginya Injourney dalam pelaksanaan event World Superbike (WSBK) di Sirkuit Mandalika.

Mengutip undangan aksi yang disebarkan di berbagai platform media sosial, aksi PC PMII Lombok Tengah dan Kota Mataram itu mebawa beberapa tuntuan diantaranya menolak penghapusan world superbike di Sirkuit Mandalika, meminta Presiden dan Menteri BUMN memecat direktur ITDC dan MGPA, serta permintaan untuk melokalisasi keberadaan pedagang kaki lima (PKL) di Mandalika.

Terkait demostrasi tersebut, Ketua Karang Taruna Desa Kuta, Ainu Jaya Putra menilai tuntutan yang disampaikan oleh PC PMII Lombok Tengah dan Kota Mataram sudah tidak relevan.

“Mereka tidak paham persoalan yang ada di kawasan Mandalika. Seharusnya mereka berkoordinasi dulu dengan kami warga Desa Kuta khususnya dan desa penyangga KEK Mandalika pada umumnya, kata pria yang akrab dipanggil Binyu itu.

Dirinya mengaku sependapat dengan Laskar Mandalika yang tidak memberikan izin kepada siapapun dan lembaga apapun yang akan melakukan aksi di Mandalika.

“Kami atas nama masyarakat Desa Kuta tidak akan memberikan ruang kepada siapapun yang akan mengadakan aksi dan sebagainya di KEK Mandalika. Ini dalam rangka menjaga kondusifitas keamanan dan kenyamanan wilayah,” tegasnya.

Dirinya khawatir, maraknya aksi demonstrasi malah akan menimbulkan riak yang akan mengganggu iklim investasi di KEK Mandalika.

“Kami tidak mau, riak akibat aksi-aksi demosntrasi ini malah menggangu wisatawan, terlebih yang akan berinvestasi, bisa-bisa nanti para investor menjadi ragu dan membatalkan investasi mereka,” jelas Binyu.

“Kami bersama masyarakat dan itdc berkomitmen untuk selalu menjamin rasa aman dan nyaman bagi semua wisatawan terlebih para investor yang mau berinvestasi di KEK Mandalika,” pungkasnya.