Oleh : Farid El Makruf Tolomundu
Peetanyaan di atas bisa kita jawab dengan ganti bertanya: bisa berbuat apa itu mau ditafsirkan bagaimana? Kalau berbuat untuk memperkaya diri dan lingkaran dekatnya, waktu 18 lebih dari cukup. Dua tahun anggaran akan dikelola. Ratusan paket tender dan ribuan paket penunjukan langsung di depan mata. Caranya gampang saja. Tunjuk dua tiga kontraktor mapan sebagai operator besarnya. Niscaya pundi pundi uang mengalir deras.
Kalau berbuat apa hendak dimaknai sedikit lebih mulia, misalnya membereskan masalah yang ditinggalkan penguasa lama dan menyiapkan lingkungan birokrasi yang lebih kondusif bagi gubernur definiitif nantinya, bisa jadi waktu 18 bulan akan terasa kurang dan cepat berlalu.
Pj gubernur tentu saja bukan malaikat. Tapi ia juga bukan setan. Ia manusia yg punya hasrat dan dapat tergoda. Karakter dan idealismenya yang akan menentukan ia akan dikenang sebagai pemimpin jenis yang mana. Pemimpin yang mabuk daratan atau pemimpin yang tekun bekerja untuk satu cita cita besar.
Lalu Gita Aryadi yang hampir pasti dilantik sebagai pj gubernur NTB pekan depan, menghadapi banyak sekali pekerjaan rumah yang tidak ringan. Ia harus memastikan utang pemerintah NTB pada ratusan rekanan tuntas terbayar tahun ini dan mencegah utang kembali menumpuk pada tahun depan. Agar komposisi anggaran NTB tidak besar pasak daripada tiang. Tidak rakus belanja sementara pendapatan terus berkurang.
Ia juga dihadapkan pada semangat kerja kolektif pegawainya yang terus memburuk. Saya mendengar kabar tunjangan pegawai NTB sering dibayar tertunda bahkan berbulan bulan. Banyak sekali operasional kantor yang dipangkas nyaris tak masuk akal. Ditambah lagi selama lima tahun ini mutasi berlangsung berkali-kali kali setiap tahun. Satu praktek pengelolaan birokrasi yang penuh kejutan tapi minim melahirkan produktivitas.
Apakah Lalu Gita aryadi bisa menjadi PJ gubernur yang ketika turun orang memberinya tepuk tangan panjang? Ia dikenang sebagai pj yang bekerja menuntaskan masalah san membangun harapan? Kita semua tak punya jawabnya. Sebagai publik kita berharap ia tidak melahirkan kekecewaan baru lagi di tengah hidup yang makin sulit ini.