lensamandalika.com – Sejumlah masyarakat membongkar proyek pengaspalan jalan yang membentang dari Desa Labuan Tereng ke Desa Eyat Mayang, Kecamatan Lembar, Lombok Barat, Selasa (19/9/23). Aksi para masyarakat ini pun viral di media sosial.
Dalam video yang beredar luas di media sosial, masyarakat dengan tangan kosong mendorong talud yang diduga kekurangan semen itu. Satu demi satu lokasi talud diglincirkan warga dengan satu tangan saja bahkan hanya dengan dua jari dalam video tersebut.
“Coba ini diperhatikan dengan seksama para pemangku kakuasaan, masa iya gini caranya penalutan? kurang ajar, mohon kiranya ditindak lanjuti kalau tidak saya yakin talud ini akan roboh semuanya,” cuit pemilik akun Facebook (FB) @Zikry Az Zanuraen yang diposting Senin (4/9/23).
Selain membongkar talud, pemilik akun FB juga memberitahukan kondisi gorong-gorong yang dibuatkan pihak pelaksana proyek.
“Belum hujan saja sudah begini kondisinya, bagaimana kalau musim hujan pasti air tidak akan bisa mengalir,” lanjutnya sembari Live di FB.
Tidak hanya itu saja, pemuda tersebut juga melanjutkan aksi protes, Selasa (19/9/23) dengan membongkar aspal jalan yang baru saja dikerjakan. Masyarakat membongkar karena diduga dikerjakan secara asal-asalan.
Kepala Desa Eyat Mayang, Munawir Haris menjelaskan bahwa memang benar adanya aksi pembongkaran aspal jalan yang baru saja dikerjakan. Dari aksi ini, pihaknya mengaku langsung mengontak pelaksana proyek untuk dilakukan perbaikan.
“Kami apresiasi atas pengawalan dilakukan pemuda di desa. Tapi kalau yang dibongkar itu masih basah memang,” terangnya, Rabu (20/9/23).
Dia juga menjelaskan kalau ada beberapa titik tanjakan ekstrem di jalur proyek ini sehingga para sopir dump truk tidak berani menurunan material di sana. Akhirnya para sopir menurunkan di tempat yang datar.
“Makanya ini menyebabkan beberapa titik hasil kurang bagus,” lanjutnya.
Dia menyampaikan bahwa pihaknya selaku pemerintah desa on time bahkan sampai jam 11 malam mengawal dan mengawasi proyek itu. Pihaknya pun turun mendampingi pelaksana.
“Panjang proyek ini 2,1 kilometer. Ada dua item pengerjaan, pengaspalan dan pemeliharaan,” ungkapnya.
Kades mengimbau warga untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Jika memang ada persoalan supaya dapat disampaikan dengan cara bijak tanpa merusak apapun. (red/Respa)