lensamandalika.com — Sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB berbondong-bondong mundur secara tiba-tiba dari jabatannya.
Terbaru, ada nama Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan NTB, Mahdi yang mundur dari jabatannya, dan lebih memilih menjadi pejabat fungsional.
Prihal kejadian tersebut, Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) NTB, Fathurrahman menjelaskan bahwa alasan Mahdi melepas status eselon II, karena ingin menjadi Pejabat Fungsional Bidang Pustakawan Utama dan batas umur pensiun Pejabat Fungsional Pustakawan Utama lebih lama, yaitu sekitar 65 tahun.
“Pak Mahdi berkeinginan untuk menjadi Pustakawan Utama,” ungkapnya, Minggu (22/10/23).
Selain Mahdi, dua pejabat setingkat eselon II lingkup Pemprov yang juga telah lebih dahulu mundur dari jabatannya, yaitu Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB, Taufiek Hidayat yang memilih mundur dan menjadi pejabat fungsional bidang arsip. Ada juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) NTB, Amry Rakhman, yang mundur dan bergeser menjadi Dosen Pertanian, Universitas Mataram (UNRAM).
“Termasuk Pak Amry, beliau juga kembali ke khittah untuk meneruskan ASN-nya di akademisi,” tambahnya.
Dengan mundurnya Mahdi, maka total sudah ada tiga Kepala OPD lingkup Pemprov NTB yang mundur dari jabatannya.
“Baru itu (tiga Kepala OPD mundur) saja,” lanjutnya.
Fathurrahman juga menanggapi fenomena para pejabat lingkup Pemprov NTB yang ramai-ramai mundur dari jabatannya tersebut merupakan sesuatu hal yang sudah biasa. Beralih fungsi Pejabat Struktural menjadi Fungsional sangat lumrah terjadi di lingkup Pemerintahan. Terlebih lagi jika Pejabat yang bersangkutan ingin mengabdikan diri lebih lama sebagai ASN.
“Sama dengan jaman dulu, kan banyak kita lihat (nundur). Beberapa dulu termasuk Pak Supran, Khaerul Maksul, kan itu banyak,” ucapnya.
Sebenarnya tidak ada fenomena lanjutnya, tetapi lebih kepada pilihan mereka untuk mengabdikan diri.
“Mungkin jadi Fungsional lebih maksimal (dalam bekerja),” jelasnya.
Dia juga mengaku bahwa Pemprov tidak akan kekurangan pejabat eselon II, karena masih banyak Pejabat Eselon III yang akan mengisi kekosongan jabatan Kepala OPD tersebut. Oleh karenanya, Pemprov berencana membuka open bidding atau Pansel untuk tiga jabatan Kepala Dinas tersebut.
“Tidak ada persoalan, yang kosong jabatan itu nanti akan dipansel,” ungkapnya.
Untuk saat ini tercatat ada tiga Kepala OPD lingkup Pemprov yang kosong, antara lain Kepala Dinas PUPR NTB yang resmi ditinggalkan Mohammad Rum, kemudian Kepala BRIDA NTB, dan Staf Ahli Setda NTB Bidang Infrastruktur.
“Kalau PUPR dia masih ada Plh (Pelaksana Harian). Pak Rum (Kepala PUPR NTB) itu masih menjadi Pegawai Provinsi NTB,” terangnya.
Adapun alih fungsi jabatan Kepala Distanbun dan Pusdaarsip NTB menjadi Pejabat Fungsional, masih dalam proses. Taufiek dan Mahdi akan dipindahkan ke Pejabat Fungsional, apabila SK dari Kepala Pusat Perpustakaan Nasional sudah turun ke daerah.
“Jadi masih berproses. Tunggu SK-nya baru bisa ditugaskan dimana sesuai SK pusatnya nanti,” bebernya.
Di tempat terpisah, Kepala Pusdaarsip NTB, Mahdi yang dikonfirmasi tidak menampik perihal rencana dirinya untuk pindah menjadi Pejabat Fungsional. Bahkan Mahdi menyatakan proses permohonan rekomendasi menjadi Pejabat Fungsional sudah disetujui oleh Penjabat Gubernur NTB, Lalu Gita Ariadi.
Untuk saat ini pihaknya tengah mengajukan formasi untuk Jabatan Fungsional Pustakawan Ahli Utama di Pusat Perpustakaan Nasional.
“Masih ancang-ancang, dan masih melihat peluang bisa tidak Fungsional Perpustakaan,” katanya.
Mahdi menjelaskan alasan mengapa dia ingin melepas Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama, dan menjadi Pejabat Fungsional. Karena masa pensiunnya sebagai Kepala OPD tinggal 1,9 tahun. Disisi lain masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di Pusdaarsip NTB, sementara sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Pusdaarsip NTB terbatas.
Maka dari itu, Mahdi berencana mengajukan alih status menjadi Pejabat Fungsional Pustakawan Ahli Utama, yang tujuannya supaya masa pengabdiannya sebagai pegawai di Pusdaarsip lebih lama lagi.
“Jadi bersama teman-teman Pustakawan disini membina dan membimbing pengelola Perpustakaan agar lebih baik ke depannya,” tutupnya. (red/Respa)