Lensamandalika.com – Peristiwa ditemukannya S alias H (25 tahun) warga Dusun Sangkung, Desa Bangket Parak, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah dalam keadaan tak bernyawa di dalam kamar kosnya masih menyisakan pertanyaan mengenai penyebab kematian korban.
Meski aparat kepolisian dari Polres Lombok Tengah berdasarkan hasil otopsi jenazah korban telah menyatakan bahwa korban meninggal akibat bunuh diri, pihak keluarga nampaknya belum bisa percaya begitu saja.
Penyebab keraguan tersebut lantaran perhiasan yang dimiliki korban ikut raib, diduga bersamaan dengan hilangnya nyawa korban.
Berdasarkan keterangan yang dikutip Lensa Mandalika dari unggahan facebook kakak korban dengan nama akun Sumi Angelina, korban memiliki sejumlah perhiasan emas yang hingga kini belum diketahui keberadaannya.
Perhiasan tersebut diantaranya adalah cincin, gelang, hingga kalung emas. Melalui unggahan pada Senin (1/4/2024) itu, Sumi Angelina belum mendapatkan keadilan atas kematian saudaranya. Dirinya menduga bahwa adiknya telah dibunuh, bukan bunuh diri.
“Kenapa enggak perhiasan aja yang diambil, kenapa harus nyawa juga. Kasin adekku jika saya tau akan seperti ini gara-gara beli gelang emas tidak akan saya ijinkan,” tulisnya.
“Dan saya tidak dikasih keadilan atas kepergian adek saya. Jika didiami akan banyak anak kos di Kuta mandalika yang akan dibunuh nantinya,” imbuhnya pada caption yang disertai dengan unggahn perhiasan dan foto korban itu.
Dirinya meminta keadilan atas kepergian saudaranya itu yang diketahui bekerja di Jivana Resort dan menyewa kos di belakang El-Tropico Boutique Hotel.
Unggahan tersebut sejak kemarin viral di facebook dan telah dibagikan lebih dari 2700 pengguna, mendapatkan 743 komentar dan 619 reaksi.
Sementara itu, Kapolres Lombok Tengah melalui Kepala Unit Tindak Pidana Umum (Kanit Pidum) Ipda Ramdan dikutip dari gatanews.id yang diterbitkan tanggal 25 Maret 2024 menyebut, Heni Sukmawati (25) meninggal karena kehabisan oksigen akibat jeratan pada leher.
“Dari serangkaian penyelidikan yang dilakukan dan hasil autopsi korban meninggal karena jeratan dileher dan tidak ada tanda perlawanan sebelum terjadi kematian. Intinya korban meninggal karena kehabisan oksigen akibat jeratan pada leher,” terang Ramdan.
Dugaan itu diperkuat dengan bukti-bukti yang ditemukan di sekitar TKP, yaitu terdapat kabel yang masih terikat di leher korban, pintu kamar yang terkunci dari dalam, tidak adanya plavon kamar kos yang jebol dan hasil CCTV tidak ditemukan hal-hal yang mencurigakan.
“Menurut tetangga kos korban tidak ada tamu yang datang pada malam itu, dan tidak ada suara orang dari dalam kamar korban,” jelasnya.
Selain itu dikatakan Ipda Ramdan, seminggu sebelum korban bunuh diri korban pernah minta sama temennya agar korban yang mendapat arisan terlebih dahulu dengan alasan untuk diberikan kepada ponakan dan saudara sebagai THR.
“Korban ini, kata temannya sempat minta dapat arisan lebih dulu dengan ucapan ‘siapa tau saya tidak ketemu lagi sama kalian’. Jadi oleh temannya diberikan lah uang arisan itu,” ungkap Ramdan.
Terkait motif korban melalukan bunuh diri, Ipda Ramdan mengatakan belum mengetahui pasti apa penyebab korban melakukan hal tersebut.
“Namun, kemungkinan korban melakukan bunuh diri karena merasa minder tidak bisa memiliki keturunan. Korban pernah melakukan operasi kista, makanya selama enam tahun pernikahan tidak memiliki keturunan dan meminta cerai dari suaminya,” jelas Ramdan. (red/lm)