Lensamandalika.com – Setelah sebelumnya pencarian Dokter Wisnu, dokter muda yang hilang terhempas gelombang saat memancing di Pantai Lancing, Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, Lombok Tengah dinyatakan telah dihentikan pada 25 April 2024, Polairud Polda NTB dan Polres Lombok Tengah kembali melanjutkan pencarian selama dua hari.
Pencarian yang dilakuan Polairud Polda NTB dan Polres Lombok Tengah yakni pada hari ke 10-11 hilangnya dokter wisnu yang tanggal 26-27 APril 2024.
Kasat Polairud Lombok Tengah, AKP Turmuzi dikuitip dari tribunlombok mengatakan, selain menerjunkan empat anggota tim penyelam, dirinya juga menurunkan dua drone bawah laut Remotely Operated Vehicle (ROV) yang mampu dioperasikan hingga kedalaman 300 meter.
Namun karena kondisi arus bawah air laut Gili Gansing, Perairan Lancing tidak memungkinkan sehingga akhirnya hanya mampu mencapai kedalaman 44 meter.
“Kemarin kita sampai kedalaman 44 meter tetapi tidak membuahkan hasil. Kita cari selama dua hari penuh (26-27 April). Kalau dari awal sejak tanggal 17 April Polairud Polres Lombok Tengah bersama-sama rekan Basarnas tetap sih kita melakukan pencarian juga,” jelas AKP Turmuzi.
AKP Turmuzi menjelaskan, suasa kebatinan tim penyelam terasa berbeda saat saat melakukan pencarian lewat drone bawah laut dan kemudian melakukan penyelaman,
“Jadi memang kawan-kawan penyelam bilang, jujur saja hawanya beda komandan mereka bilang. Artinya tidak seperti biasanya kita melakukan penyelaman di tempat-tempat lain pencarian korban. Kemarin itu kok tidak seperti biasanya. Kalau kita bilang itu hawa mistis itu mungkin bisa jadi. Namanya juga di laut kan. Kemungkinan-kemungkinan itu juga ada,” ungkap AKP Turmuzi.
Selain suasana mistis yang dirasakan tim, AKP Turmuzi menjelaskan ada kejanggalan lain yang pihaknya rasakan saat melakukan pencarian. Semua drone bawah laut sempat terjadi hang atau gagal dioperasikan. Padahal menurutnya, drone bawah laut yang digunakan adalah jenis terbaru.
“Jadi ceritanya kemarin drone itu hang semua alat-alat kami. Tidak bisa dioperasikan padahal yang terbaru dikeluarkan kemarin. Maksudnya kita awal-awal tidak masuk akal bisa rusak karena alat ini baru. Artinya setelah kedua kali baru bisa dioperasikan,” beber AKP Turmuzi.
AKP Turmuzi membeberkan, arus atau gelombang bawah laut memang cukup deras di Gili Gansing dan sekitarnya. Disamping itu, saat tim penyelam profesional dari Sekotong melakukan penyelaman ditemukan adanya aliran sungai di bawah laut.
“Saat tim penyelam profesional dari Sekotong yang diminta oleh pihak keluarga, pada kedalaman 40 meter ditemukan aliran sungai di bawah laut,” jelas AKP Turmuzi.
“Jadi ada palung dibawah laut. Waktu itu karena kedalamannya 40 meter jadi ada seperti arus sungai,” tambahnya.
Saat ini pihaknya untuk sementara sedang melakukan cooling down dan akan bergerak kembali sesuai dengan situasi dan kondisi.
“Kemarin itu hari ke-11. Jadi kita cooling down dulu hari ini. Sesuai SOP kan sebenarnya sampai tujuh hari. Jadi kita hentikan sementara sambil kita memantau situasi perkembangan baru kita bergerak,” pungkas AKP Turmuzi. (red/lm)