Lensamandalika.com – Penyelenggaran balap motor paling bergengsi dunia tengah menghitung hari untuk digelar di Sirkuit Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gelaran MotoGP tahun ini merupakan kali ketiga penyelenggaraannya di Mandalika.

Sejatinya, MotoGP Mandalika bakal diselenggarakan pada 27-29 September mendatang. Namun begitu, pihak ITDC dan MGPA masih terkendala pembayaran hosting fee yang menjadi syarat mutlak digelarnya MotoGP.

InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) terus berupaya mengonsolidasikan pembayaran hosting fee untuk penyelenggaraan MotoGP tahun ini di Sirkuit Mandalika. ITDC meminta pemerintah provinsi NTB dan pemda lainnya untuk turut memberikan atensi.

Nominal hosting fee tersebut tidak kaleng-kaleng, total sebesar Rp231 miliar yang perlu dibayarkan ke Dorna agar MotoGP tidak urung terlaksana.

“Kita kasih waktu dan kesempatan dulu kepada Pemprov NTB dan Pemkab. Tentunya tidak mudah untuk mengalokasikan anggaran APBD ini (untuk pembayaran hosting fee MotoGP), karena secara administrasi beliau juga harus dijaga, ini akan tetap berproses,” ujar Direktur Operasi ITDC Wanda Rahmadia Nabiel dikutip dari Inside Lombok, Minggu (8/9/2024).

Meskipun pembayaran hosting fee masih menjadi kendala, pihak penyelenggara tetap optimis bahwa ajang MotoGP 2024 di Mandalika akan berlangsung sesuai rencana.

Mengenai batas akhir pembayaran hosting fee tersebut Chairman MotoGP Mandalika sekaligus Direktur Komersial ITDC, Troy Warokka dikutip dari detikoto, Minggu (8/9/2024) mengatakan, batas akhir pembayaran hosting fee MotoGP Mandalika 2024 adalah sebelum 27 September. Pelunasan harus dilakukan sebelum lomba benar-benar dimulai.

Namun, dengan kondisi sekarang, pihaknya sedang melobi Dorna Sport selaku promotor untuk memberikan tambahan waktu. Dia yakin, mereka akan mengabulkan permohonan tersebut.

Kaitan dengan hal tersebut, Ketua umum Blok Pujut, Rata Wijaya memberikan atensi khusus mengenai pelaksanaan MotoGP tahun ini yang terkesan belum siap.

Dirinya menilai gelaran MotoGP dari tahun ke tahun sudah tidak menarik lagi. Hal tersebut menurutnya bukan tanpa alasan, mengingat antusias penonton yang terus merosot.

“Demand penonton melemah tahun ke tahun, tidak banyak efek juga ke sektor pariwisata,” jawab Rate sapaan akrabnya ketika dikonfirmasi Lensa Mandalika, Minggu (8/9/2024).

Menurutnya, ruh pariwisata di kawasan Mandalika bukanlah MotoGP. Menurutnya, pariwisata di kawasan Mandalika telah lama hidup dan menjadi favorit wisatawan karena keindahan alamnya yang di atas rata-rata.

“Lebih baik benahi sektor lain seperti surfing, wisata alam, harga tiket pesawat, serta hulu hilir bisnis turunan wisata dengan masyarakat di kawasan penyangga,” jelasnya.

Ditegaskan Operational Manager Kuara Lombok itu, penyelenggara event MotoGP tampak semakin amatir karena terus menjadikan hosting fee bahasan belakangan.

“Siapa yang diuntungkan sebenarnya dengan MotoGP ini, kalau hosting fee ini membebani, ya berhenti saja bikin MotoGP. Toh sebelumnya tanpa MotoGP, Lombok tetap menjadi primadona karena keindahan alamnya,” pungkas Rate. (red/lm)