Lensamandalika.com – Karang Taruna Kecamatan (KTK) Pujut mendatangi Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (20/3/2025). Mereka mendesak pemerintah segera menyalakan kembali lampu penerangan di jalur Bypass Bandara Internasional Lombok (BIL) menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, yang saat ini gelap gulita.

Menurut Ketua Karang Taruna Kecamatan Pujut, Sri Anom Putra Sanjaya, sebagai gerbang utama menuju destinasi wisata prioritas nasional, jalur tersebut seharusnya terang benderang untuk memberikan kesan positif bagi wisatawan yang baru tiba di NTB.

“Itu kan jalur cepat yang lebar dan mengarah ke KEK Mandalika. Seharusnya kita bisa memberikan kesan pertama yang baik kepada tamu yang datang. Namun, bagaimana bisa memberikan kesan positif kalau begitu keluar dari bandara mereka langsung disuguhi jalan yang gelap gulita?” ujar Sri Anom, sapaan akrabnya.

Ia menegaskan bahwa perawatan dan penerangan jalur tersebut bukan hanya tanggung jawab Dishub NTB, tetapi juga membutuhkan peran dari berbagai instansi terkait.

“Saya ingin semua pihak memperhatikan jalur di sekitar Bandara, terutama menuju KEK Mandalika. Ini bukan hanya tanggung jawab Dishub NTB, tetapi juga Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pariwisata, serta pemerintah kabupaten. Desa-desa setempat dan masyarakat juga harus mulai menanamkan rasa memiliki terhadap infrastruktur ini,” tegasnya.

Menurutnya, keberadaan lampu penerangan bukan hanya untuk kenyamanan wisatawan, tetapi juga untuk keselamatan pengguna jalan, termasuk aparat kepolisian yang bertugas di kawasan tersebut.

Dishub NTB Akui Persoalan PJU Bypass Mandalika

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan NTB, Faozal, mengapresiasi perhatian KTK Pujut terhadap fasilitas publik. Ia mengakui bahwa saat ini hanya sedikit lampu yang masih berfungsi di jalur tersebut.

“Saat ini dari lebih dari 300 titik lampu di jalur BIL-Mandalika, yang masih menyala hanya sekitar 17 unit,” ungkapnya.

Faozal juga mengaku bahwa selama ini pihaknya harus menganggarkan dana khusus untuk menyalakan lampu tersebut setiap kali ada event besar.

“Kami sebenarnya malu kepada pemerintah pusat, karena setiap ada event harus ada anggaran khusus untuk menyalakan lampu-lampu ini. Seharusnya penerangan ini bisa berfungsi setiap saat, bukan hanya menjelang acara tertentu,” katanya.

Sebagai langkah konkret, Dishub NTB berjanji akan segera mengidentifikasi titik-titik lampu yang tidak berfungsi dan menyusun solusi agar penerangan jalan dapat bertahan lama dan terawat.

“Kami akan segera mengambil langkah agar lampu bisa menyala kembali dan tidak hanya hidup menjelang event saja,” tutupnya. (eds)