Lensamandalika.com – Aksi pembegalan terjadi di Bypass Mandalika, Sabtu (29/4/2023) kemarin sekitar pukul 18.35 Wita. Korban adalah kakak beradik, Emiya Putri (40) dan Heriana Khalid (35) yang baru saja pulang dari Pantai Tanjung Aan dalam rangka piknik lebaran ketupat.

Diketahui keduanya merupakan warga Dusun Tapon, Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah. Berdasarkan penuturan Emiya Putri kepada Lensa Mandalika, aksi pembegalan tersebut terjadi sekitar satu kilometer sebelum bukit menangis.

Diceritakan Emiya, dirinya bersama adiknya sempat punya firasat akan dibegal di jalur Bypass tersebut.

“Dek kalau terjadi apa-apa siapa yang bisa nolongin di sini ya? Sepi sekali disini, lampu gak ada, ndak ada orang sama sekali,” ungkap Emiya menuturkan firasatnya.

Benar saja, usai satu menit berfirasat akan terjadi pembegalan, tiba-tiba dirinya dihadang oleh sekelompok begal berjumlah kurang lebih empat orang.

Begal tersebut memakai dua motor, satunya menunggu dan lanjut mengejar dari kiri jalan, sedangkan pemotor lainnya memutar balik melawan arah menuju korban. Beberapa saat kemudian, salah satu begal tersebut langsung turun menghantam korban. 

“Pelaku ini tidak pakai baju, bajunya berwarna putih diikat di kepalanya. Sementara satu pemotor lainnya itu tetap menghidupkan motornya di mana prediksi saya dia akan eksekusi ketika kami jatuh,” ungkap Emiya yang sehari-hari merupakan pedagang online.

Namun begitu, dirinya berhasil lolos dan sampai dengan selamat di rumahnya. Dirinya berpesan, siapapun yang bepergian ke Pantai Tanjung Aan dan sekitarnya agar bisa pulang lebih awal.

“Allah maha melindungi, Alhamdulillah. Pesan saya, pulang lebih awal, jangan sampai maghrib. Ini sekarang tangan saya masih kusam, bekas menangkis pukulan perampok itu,” ungkapnya penuh syukur.

Mengomentari hal tersebut, Ketua Masyarakat Sadar Wisata Kabupaten Lombok Tengah, Lalu Sandika Irwan mengatakan agar aparat kepolisian meningkatkan patroli, khususnya di daerah-daerah menuju kawasan wisata.

Dikatakannya, kondisi jalan Bypass Mandalika yang saat ini gelap gulita minim lampu penerangan membuat rawan aksi pembegalan. Hal tersebut menurutnya sangat tidak nyaman untuk pengguna jalan, khususnya bagi wisatawan yang juga tak jarang menggunakan sepeda motor.

“Minta tolong lah ini jadi atensi serius aparat kepolisian, wabil khusus lagi kepada pemerintah terkait lampu penerangan jalan umum di bypass Mandalika. Awalnya mungkin tidak ada niat dari oknum begal atau jmbret, tapi karena liat sikon yang gelap sepi, ya terjadilah,” ungkapnya.

Diungkapkannya, hal serupa bukan kali pertama terjadi. Menurutnya intimidasi terhadap pengguna jalan sudah berkali-kali terjadi di Bypass Mandalika. Dirinya merasa belum ada upaya preventif dari aparat keamanan dan pemerintah untuk menanggulangi hal tersebut.

“Upaya menjamin rasa aman dan nyaman bagi wisatawan itu keniscyaan. Agar wisatawan tidak jera, persepi negatif tentang KEK Mandalika harus bisa kita kurangi, ini tanggungjawab bersama,” pungkasnya. (red/lm)