lensamandalika.com — Proyek pembangunan Kereta Gantung Rinjani di Desa Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah, mulai menunjukkan perkembangan yang cukup menjanjikan.

Pasalnya, PLT Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Wahyu Hidayat menjelaskan bahwa nilai investasi proyek pembangunan Kereta Gantung Rinjani mengalami peningkatan menjadi Rp 6,5 triliun, dimana yang rencana awalnya hanya sebesar Rp 2,2 triliun, seusai menemui perwakilan Tim Survei internal PT. Indonesia Lombok Resort (PT. ILR) di Kantor DPMPTSP pada Senin (31/7/23) kemarin.

Dengan nilai investasi proyek Kereta Gantung Rinjani yang mencapai Rp 6,5 triliun, diharapkan mega proyek ini mampu memberi dampak yang lebih besar bagi Provinsi NTB, khususnya masyarakat di sekitar lokasi.
Menurut informasi yang diterima Pemprov NTB, Tim Survei Internal PT. Indonesia Lombok Resort (PT. ILR) Bersama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTB, telah melakukan survei terkait proyek pembangunan Kereta Gantung Rinjani pada Jumat (28/7/23) lalu.

Setelah tim melakukan survei, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan kebutuhan anggaran dan dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Jika tidak ada kendala, proses penyusunan AMDAL dan penyusunan estimasi anggaran diperkirakan akan berlangsung selama 6 bulan. Sedangkan proses pembuatan AMDAL akan memakan waktu selama 1,5 sampai dengan 2 tahun. Hal ini tergantung kondisi di lapangan.

Proses pembangunan proyek Kereta Gantung Rinjani akan mulai dikerjakan setelah AMDAL dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) disetujui. Untuk saat ini pihak investor telah menyelesaikan feasibility study (FS) atau studi kelayakan detail engineering design (DED) atau detail gambar kerja. Kegiatan konstruksi proyek pembangunan direncanakan akan dimulai pada tahun 2024 mendatang.

Seperti diketahui, awal pembangunan proyek Kereta Gantung Rinjani mulai dikerjakan pada 18 Desember 2022. Bahkan peletakan batu pertama atau groundbreaking langsung dilakukan oleh Gubernur NTB, Dr H. Zulkieflimansyah. Dimana Kereta Gantung Rinjani ini diklaim akan menjadikan Lombok sebagai pusat pariwisata dunia.

Lokasi pembangunan juga tidak berada di zona inti Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Namun masih berada di kawasan hutan lindung. Mulai dari Karang Sidemen, Kecamatan Batukliang Utara, sampai kawasan hutan lindung di bagian atasnya.

Sementara dari pihak Manager Production PT. Indonesia Lombok Resort yang menjadi investor, Rinjani Ahui mengatakan bahwa jika perusahaannya terus melakukan tahap-tahap pembangunan kereta gantung. Pihaknya belum bisa memastikan akan berjalan sesuai rencana dikarenakan pemasangan tiang kereta gantung harus melalui penegeboran. Sedangkan alat untuk mengebor masih manual, karena diangkut menggunakan tenaga manusia. Sementara kondisi di lapangan, pengangkutan alat tidak memungkinkan, sehingga harus menggunakan alat bor yang bertenaga mesin. Dari hal tersebut, pihaknya sedang mencari solusi agar alat bor sesuai dengan kondisi lapangan. (red/Respa)