Lensamandalika.com – Masyarakat mengeluhkan kondisi pohon trembesi yang tumbuh di sepanjang jalan utama di Pulau Lombok yang dianggap menjadi ancaman bagi keselamatan para pengguna jalan saat musim hujan.

Mereka mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah preventif, baik dengan melakukan perawatan intensif maupun menebang pohon-pohon tersebut jika memang tidak bisa dikelola dengan baik.

Syamsul Bahri, Ketua Himpunan Pariwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Lombok Tengah, turut menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi pohon-pohon trembesi yang dibiarkan lebat tanpa perawatan.

Ia menegaskan bahwa tindakan preventif sangat diperlukan untuk menghindari potensi kecelakaan di musim penghujan.

“Sebaiknya pemerintah memang segera mengambil langkah. Jika pohon trembesi di sepanjang jalan tidak bisa dirawat dengan baik, ada baiknya pohon-pohon tersebut ditebang. Ini untuk mengurangi risiko bagi pengguna jalan yang melintas, terutama di musim hujan,” ujar Syamsul Bahri, Sabtu 2/11/2024) melalui keterangan tertulis kepada Lensa Mandalika.

Menurutnya, banyak kejadian di masa lalu yang seharusnya menjadi pelajaran, di mana pohon tumbang menyebabkan kerusakan hingga menimbulkan korban jiwa.

“Kita tidak bisa menunggu sampai ada korban baru bertindak. Keselamatan masyarakat harus jadi prioritas,” tambahnya.

Syamsul juga mengajak pemerintah untuk lebih responsif dan inisiatif dalam menjalankan langkah-langkah pencegahan terhadap bahaya pohon tumbang.

“Kami butuh inisiatif yang bersifat preventif dari pemerintah, bukan hanya menunggu ketika sudah terjadi musibah,” tegasnya.

Ia berharap, melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi terkait, penanganan terhadap pohon trembesi ini dapat dilakukan dengan tepat dan cepat demi keamanan bersama.

Diberitakan sebelumnya, Puluhan pohon pelindung di jalan Bypass BIL-Mataram tumbang akibat hujan deras yang disertai angin kencang, Sabtu (2/11/2024).

Keberadaan pohon pelindung di sepanjang Bypass BIL-Mataram memang mengkhawatirkan ketika kondisi hujan disertai angin kencang. Jenis pohon Trembesi memang tidak memiliki daya tahan yang kuat pada kondisi cuaca yang ekstrim.

Berdasarkan laporan warga yang diterima Lensa Mandalika, jalur menuju bundaran Gerung dari Labulia mengalami kemacetan parah di kedua ruas.

“Jalur Gerung-Labulia, tutup total dua-duanya, pohon tumbang di kiri dan kanan jalan,” ungkap Sandy kepada Lensa Mandalika.

Dirinya mencoba mencari jalur alternatif dengan memasuki area kuripan menuju Labulia, namun mengalami kendala yang sama karena terdapat kemacetan.

“Selain pohon tumbang, tiang listrik juga ada yang tumbang. Banyak kabel yang berserakan. Saya cek di google map, kemacetan hingga lima kiloan,” jelasnya.

Dirinya mengkritik kesiap-siagaan pemerintah dalam menghadapi cuaca ekstrim yang berpotensi terjadi dalam beberapa waktu ke depan, mengingat telah memasuki musim penghujan.

“Pemerintah tidak melakukan antisipasi, misalnya dengan membersihkan pohon-pohon Trembesi yang berpotensi tumbang. Ini sangat berbahaya untuk pengguna jalan. Jangan sampai nanti menyebabkan korban jiwa. Musim penghujan baru mulai ini,” tegasnya. (Red/LM)