Internasional, USA – Pada 14 April 1865, tepat hari ini 155 tahun lalu, Abraham Lincoln dibunuh ketika sedang menyaksikan pertunjukan teater di Ford Theatre, Washington bersama istrinya, Mary Todd Lincoln. Terbunuhnya Lincoln merupakan salah satu kasus pembunuhan presiden AS yang paling diingat hingga kini, selain tentunya pembunuhan John F. Kennedy. Dalam sejarah Amerika Serikat, empat dari 45 presiden AS telah dibunuh ketika menjabat. Ada pula 12 percobaan pembunuhan yang gagal. Empat yang dibunuh adalah Abraham Lincoln, Andrew Garfield, William McKinley, dan John F. Kennedy. Seluruh presiden AS setelah Perang Dunia II pernah mengalami percobaan pembunuhan, kecuali Eisenhower (1953–1961), Lyndon Johnson (1963–1969), dan Gerald Rudolf Ford (1974–1977). Sistem pengawalan pun berubah akibat kasus-kasus di atas. Sebelum pembunuhan McKinley pada 1901, pengamanan presiden tidak diserahkan ke Dinas Rahasia. Setelah pembunuhan Kennedy, presiden tidak boleh menaiki mobil beratap terbuka dan jumlah anggta Dinas Rahasia membludak dari 179 personel menjadi 6.500.
Peristiwa-Peristiwa Politik Sebelum & Selama Pembunuhan
Penyebab para presiden tersebut dibunuh atau mengalami percobaan pembunuhan sangat beragam. Namun, terdapat peristiwa-peristiwa penting yang terjadi saat pembunuhan. Lincoln ditembak hanya beberapa minggu sebelum Perang Sipil Amerika berakhir (Mei 1865), yang ditandai pembubaran pasukan Konfederasi yang mewakili negara-negara bagian selatan pendukung perbudakan. Adapun Lincoln berada di sisi Union, negara-negara bagian utara yang ingin menghapus perbudakan. Presiden Garfield belum sempat mengeluarkan kebijakan yang kontroversial ketika memerintah selama enam bulan (Maret-September 1881). Namun, beberapa kebijakan penting terjadi, misalnya reformasi kantor pos dan perluasan visi demokratik pasca-Perang Sipil dengan pengangkatan sejumlah orang kulit hitam sebagai pejabat publik. Sementara itu, McKinley terbunuh beberapa tahun setelah AS melewati resesi ekonomi (1893-1896). Di bawah pemerintahannya (1897–1901), AS mencaplok Hawaii, Filipina, dan Puerto Riko. Kennedy, memerintah antara 1960-1963, dibunuh setahun setelah peristiwa Insiden Teluk Babi (1961) dan Krisis Misil Kuba (1962). Dalam peristiwa pertama, pemerintahan Kennedy mengirim milisi beranggotakan orang-orang Kuba di pengasingan untuk menggulingkan Castro. Dalam peristiwa kedua, AS bereaksi atas rencana pembangunan instalasi rudal di Kuba oleh Uni Soviet. Pada 1961, AS resmi masuk dalam kancah Perang Vietnam setelah Perancis menyingkir dari bekas koloninya tersebut.
Para Pembunuh & Warisan Pembunuhan
Pembunuh Lincoln adalah John Wilkes Booth, seorang aktor kondang kelahiran Maryland. Keluarga Booth terpecah antara yang pro dan kontra perbudakan, seperti halnya banyak keluarga di selatan. Menjelang Perang Sipil, Booth menyatakan dukungan pada Konfederasi. Ketika peristiwa berdarah itu terjadi, Konfederasi belum bubar dan beberapa pasukannya masih bergerilya di selatan. Booth tidak seorang diri. Ia berkomplot bersama pendukung Konfederasi lainnya yang keburu tertangkap sebelum beraksi. Pembunuhan Lincoln didesain untuk membangkitkan sisa-sisa kekuatan Konfederasi yang sudah terdesak. Setelah perbudakan resmi dilarang, rasisme masih menjadi problem di selatan. Bendera Konfederasi masih bebas dikibarkan di ruang-ruang publik sampai 2016, ketika Presiden Obama melarang pengibaran bendera Konfederasi, menyusul serangkaian aksi kekerasan yang dilakukan kelompok-kelompok supremasi kulit putih. Booth dihukum gantung nyaris dua minggu setelah pembunuhan Lincoln.
Dua pembunuhan presiden lainnya, Garfield dan McKinley, berkaitan dengan urusan dapur. Charles Guiteau, pembunuh Garfield, adalah seorang pemuda pekerja serabutan. Gagal merintis karier di bidang hukum, ia menulis buku teologi. Guiteau kemudian beralih menjadi penulis pidato bayaran, sebagaimana yang ia lakukan saat menulis pidato mendukung Garfield yang disebarkan selama konvensi Partai Republik. Guiteau, karena yakin bahwa dirinya berada di balik terpilihnya Garfield sebagai presiden, merasa berhak atas jabatan duta besar di Wina atau Paris. Dua bulan setelah tawaran Guiteau ditolak, ia melesakkan dua butir peluru di tubuh Garfield. Guiteau dihukum gantung pada 1862.
Adapun pembunuh McKinley adalah seorang anarkis. Leon Czolgosz, imigran asal Polandia, dipecat dari pekerjaannya akibat resesi ekonomi 1893. Lima tahun kemudian ia berkenalan dengan bacaan-bacaan anarkis. Pada peralihan abad, anarkis di seluruh dunia tengah disorot sebagai bahaya keamanan di Eropa dan Amerika. Teror terhadap kepala negara adalah fenomena keseharian. Pada 1881, kaisar Rusia Alexander II tewas dalam teror bom yang dilempar ke kereta kudanya oleh seorang anggota kelompok anarkis Rusia. Pada 1900, Raja Italia Umberto I ditembak mati oleh seorang anarkis. Czolgosz kabarnya terinspirasi oleh pembunuhan Umberto I. Sejarawan Roger Pickenpaugh menyebutkan pembunuhan McKinley menandai gelombang ketakutan bahaya merah (red scare) pertama di AS. Red scare selanjutnya terjadi pada 1917 menyusul Revolusi Bolshevik di Rusia dan sepanjang dekade 1950, ketika orang-orang yang diduga berafiliasi dengan Partai Komunis AS diburu pemerintah. Czolgosz dieksekusi pada Oktober 1901. Pembunuhan Presiden Kennedy adalah yang paling diingat oleh publik Amerika dan dunia hingga hari ini. Dokumentasinya terbilang lengkap, dari foto hingga video—sesuatu yang tidak ada dalam kasus-kasus pembunuhan presiden sebelum Kennedy.
Pembunuhan Kennedy pada 1963 juga sempat membangkitkan red scare pada dekade tersebut dan menghasilkan teori-teori konspirasi hingga hari ini. Lee Harvey Oswald, pelaku pembunuhan, pernah terdaftar sebagai anggota Marinir. Pada 1959, ia terbang ke Moskow untuk melamar sebagai warga negara Uni Soviet, satu hal yang menyebabkannya dicurigai sebagai agen Soviet. Dalam lamarannya itu dia menulis: “Saya menginginkan kewarganegaraan karena saya seorang komunis dan pekerja … Selama ini saya hidup dalam masyarakat kapitalis dekaden di mana pekerja diperbudak.” Permohonan ditolak, Oswald pun melakukan percobaan bunuh diri dan baru dikirim pulang ke negerinya tiga tahun kemudian (1962) setelah bekerja di sebuah pabrik. Pada 22 November 1963, Presiden Kennedy terbunuh dalam kunjungannya di Dallas. Oswald, yang ditangkap beberapa jam kemudian, tak sempat dieksekusi. Dia dibunuh oleh Jack Ruby, seorang pengusaha bar yang dekat dengan dunia hitam.
(RED/LENSA MANDALIKA)
wah, bapak nulis apaan ini hahaaha