Mataram – Rapid test (tes cepat) yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dikes) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), lebih dari 300 warga menunjukkan hasil reaktif Covid-19. Prediksi terkait akan melonjaknya pasien positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) tampaknya sudah mulai menemukan kebenarannya.
Berdasarkan prediksi Dikes NTB, puncak wabah Covid-19 akan terjadi pada Mei mendatang. Demi mengantisipasi lonjakan pasien, NTB menyiapkan 4 rumah sakit (RS) tambahan sehingga total menjadi 18 RS sebagai tempat rujukan pasien Corona, yang tersebar di 10 kabupaten/Kota di NTB.
Update terbaru pada Jumat malam (17/4/2020), jumlah pasien positif Covid-19 di NTB tercatat sebanyak 55 orang, dengan rincian 11 orang sudah dinyatakan sembuh, 2 orang meninggal dunia, dan 42 orang lainnya masih dalam perawatan di rumah sakit dengan kondisi semakin membaik.
Populasi berisiko yang sudah diperiksa dengan metode Rapid Diagnostic Test (RDT), yaitu Tenaga Kesehatan, Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Orang Tanpa Gejala (OTG), serta Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) terutama yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar.
Menurut Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi NTB melalui rilis resmi Jumát malam (17/4/2020), Sebanyak 387 tenaga kesehatan telah diperiksa dengan hasil 8 orang (2,1%) reaktif.
Selain untuk petugas kesehatan, populasi beresiko lainnya yang sudah diperiksa melalui metode RDT adalah Orang dalam pemantauan (ODP) dan Orang tanpa Gejala (OTG) yang jumlahnya 815 orang. Dari hasil pemeriksaan didapatkan 52 orang (6,4%) reaktif covid-19.
Demi melakukan deteksi penyebaran yang lebih luas, Pemerintah provinsi NTB melalui Dikes di Kabupaten dan Kota juga telah melakukan pemeriksaan dengan metode RDT pada 970 orang Pelaku perjalanan tanpa gejala (PPTG) yang baru kembali dari mengikuti Ijtima’ Jamaah tabligh di Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan konfirmasi dari Sekda NTB melalui rilis resminya, hasil pemeriksaan dengan metode RDT didapatkan 243 orang (25,1%) reaktif covid-19. Selain PPTG Perjalanan Gowa, Pemerintah juga melakukan pemeriksaan pada PPTG perjalanan Bogor yang berjumlah 7 orang dengan hasil 2 orang (28,6%) reaktif.
Menindaklanjuti hal tersebut, Pemprov NTB akan melakukan pemeriksaan lanjutan dengan metode SWAB kepada semua orang dengan hasil RDT reaktif sebagai standar pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa Covid-19.
Menurut Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan NTB, dr. Nurhandini Eka Dewi, Sp.A, MPH, Dengan adanya rapid test Pemda dapat memperkirakan dan mempersiapkan diri jika dalam beberapa hari ke depan akan ada lonjakan jumlah pasien positif Covid-19. Tetapi hal tersebut jangan dipandang sebagai hal yang buruk dan membuat panik.
Untuk mengantisipasi lonjakan pasien positif covid-19, Pemprov NTB kini telah menyiagakan 18 RS tambahan yang tersebar di 10 Kabupaten dan Kota.
Untuk saat sekarang ini, Menurut Kadis Kesehatan, Jumlah ruang isolasi pasien Corona di NTB sebanyak 84 tempat tidur. Selain itu, Pemprov telah menambah 4 RS rujukan Corona sehingga total RS rujukan Corona di NTB menjadi 18 rumah sakit. Empat tambahan RS rujukan tersebut adalah RS Bhayangkara, RSI Siti Hajar, RSUD Sumbawa dan RS Awet Muda Narmada.
Sementara 14 RS rujukan lainnya adalah RSUD NTB, RSUD dr. R. Soedjono Selong, RS H. L. Manambai Abdulkadir, RSUD Kota Bima, RSUD Kota Mataram, RSAD Korem Wirabhakti Mataram, RS Unram, RS. Harapan Keluarga, RS Siloam Mataram, RSUD Patut Patuh Patju Lombok Barat, RSUD Praya, RSUD Lombok Utara, RSUD Asy Syifa Sumbawa Barat dan RSUD Dompu. (red/Lensamandalika)